Aku benar-benar melakukan gencatan senjata dengan tidak menerima telpon dan membalas satupun pesan baik dari Ayah maupun Bunda. Aku kesal sekali, jengkel, marah, frustasi dan putus asa. Kisah asmaraku dengan Wendy sudah sulit, susah payah aku melepasnya tapi ayah malah semakain memperburuk suasana dengan berita pertunangan itu. Wendy pasti akan semakin merasa bahwa aku benar-benar sudah melupakan dia dan bersiap untuk move on. “Ga bokap lo nelponin gue terus.” Riko mendesah frustasi. “Diemin aja nggak usah di angkat.” Balasku tanpa menoleh. Aku benar-benar marah kali ini, karena apa yang di lakukan ayahku seperti menyiram garam di atas lukaku yang sedang menganga. Sarah terus mengirimi aku pesan permintaan maaf juga aku abaikan dan sudah aku blok nomornya. Dia mengirimi aku chat dengan