Satu minggu setelah aku benar-benar masuk Asrama, aku cukup kaget melihat Fabio ada di kampusku sebagai anak Asrama yang sering bertemu denganku saat makan bersama di kantin. Setahuku dia ingin kuliah di inggris bersama Regarta karena mereka entah kenapa cukup akrab. Tapi kenapa sekarang dia di sini? Di kampusku? Memang kampusku ini tergolong kampus unggulan dan tidak hanya ada jurusan Busan dan tata boga saja ada banyak jurusan lain tapi bolehkah aku sedikit berbesar hati dengan merasa bahwa keberadaan Fabio di sini ada campur tangan Regarta untuk mengawasiku. Sekalipun mustahil, aku sungguh berharap masih ada sedikit rasa peduli yang Regarta berikan padaku sebagai wanita yang pernah ada di hatinya.
“Lihatin apa sih Lun?” tanya Mela membuyarkan lamunanku.
“Anak itu temennya Regarta.” Ba
