Bab 8

1385 Words
"Bukan dia yang sakit, tapi dia yang membuat orang jadi sakit!" teriak Soni dengan lantangnya, dan itu membuat Clara sangat terkejut. Clara langsung berlari mendekati Soni, dan memeluk lengan Soni. "Soni, apa yang kau katakan? Kakek sedang tidak sehat. Ayo, bantu aku rawat Kakek. Kamu masih sayang kan sama Kakek. Kalau kamu ingin mengenalkan siapa Febi pada Kakek, cari waktu yang tepat." Bisik Clara yang langsung membuat Soni menepis tangan Clara hingga tangan Clara terlepas dari lengannya. Soni membawa langkahnya mendekati Kakek Bastian. "Kakek, aku harus pergi. Ada pekerjaan di luar kota selama 1 Minggu." Ujar Soni tiba-tiba, membuat Clara langsung mengerti Kalau kepergian Soni kali ini memang hanya untuk menemani Febi, bukan benar-benar mengurus pekerjaan seperti yang dikatakan oleh Soni tadi kepada sang kakek. "Untuk pekerjaan kali ini, Kakek melarang kamu untuk pergi ke luar kota. Besok kamu temani Clara untuk bertemu dengan Tuan muda, karena Tuan muda sudah menyetujui ajakanku untuk bertemu dengan Clara. Jadi kamu harus menemani Clara, sampai Clara benar-benar bertemu dengan Tuan muda. Masalah pekerjaan kamu di luar kota, biar Kakek yang urus. Meski Bukan Kakek sendiri yang akan turun tangan. "Ujar Kakek Bastian melarang Soni pergi ke luar kota, Karena Kakek tidak ingin kesempatan yang datang dua kali ini, kini kembali gagal hanya karena kepergian Soni keluar kota. Kakek Bastian sendiri tidak bisa menemani Clara, itu karena Kakek Bastian tidak ingin mendengar kata penolakan dari sang Tuan muda. Jadi kalau seandainya sang Tuan muda menolak setiap perkataan darinya, Kakek Bastian tidak merasa begitu kecewa karena Kakek Bastian tidak mendengar secara langsung apa yang dikatakan oleh Tuan muda tersebut. Jadi Kakek Bastian memutuskan untuk menyuruh Soni sebagai pengganti dirinya. namun meski begitu, Kakek Bastian tetap berharap semoga apa yang diinginkan dirinya dari Clara sesuai dengan harapannya, di mana Kakek Bastian berharap Tuan muda tidak menolak apa yang diinginkan oleh dirinya. "Apa tidak bisa ditunda besok atau lusa, atau bahkan Minggu depan, Kek?" tanya Soni yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kakek Bastian. "Bodoh! Memangnya sepenting apa pekerjaanmu dibandingkan dengan menemani Clara bertemu Tuan muda. Nilai pekerjaan mu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai pertemuan dengan Tuan muda. Jadi jangan bodoh." Ujar Kakek Bastian dengan penuh Ketegasan. Karena Soni secara tidak langsung tidak mendapat izin dari Kakek Bastian, Soni memilih langsung masuk ke dalam kamarnya karena ia juga tidak bisa membujuk atau memaksa Kakek Bastian agar memberinya izin. Soni hafal bagaimana dengan Kakek Bastian, dimana kalau Kakek Bastian menetapkan satu kata tidak boleh, maka sekuat apapun Soni memaksa atau membujuk Kakek Bastian, maka hasilnya akan tetap sama, yaitu tidak diberi izin. Kakek Bastian kalau sudah memberinya izin, tanpa harus dibujuk ataupun dipaksa ia akan memberinya izin. Jadi sekalipun Soni memaksa Kakek Bastian, ia tidak akan memberi izin. "Kakek sudah kembali mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan tuan muda? "tanya Clara dengan raut wajah yang terlihat mulai berbinar. "Iya, Sayang. Makanya Kakek tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, karena jarang-jarang orang yang selalu berusaha untuk membujuk tuan muda Agar menuruti keinginannya untuk diterima, tapi Kakek masih diberi kesempatan kedua. Makanya, sekarang Tuan muda sudah bersedia untuk kembali mengulang pertemuan kita, dan Kakek tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Kakek tidak ingin memberi izin Soni pergi, karena Kakek tidak ingin gagal lagi di kesempatan kedua ini." Ujar Kakek Satria panjang lebar, menjelaskan pada Clara, kalau Kakek Bastian mendapatkan kesempatan kedua untuk bertemu dengan tuan muda. Clara yang mendengar penjelasan dari Kakek Bastian cukup merasa senang, karena ia tidak perlu lagi memikirkan cara agar bisa bertemu dengan tuan muda yang dimaksud oleh Kakek Bastian. Untuk kesempatan kedua ini, Clara akan berusaha keras untuk bertemu dengan tuan muda yang dimaksud oleh Kakek Bastian, dan tidak akan mengecewakan Kakek Bastian dengan membawa kegagalan lagi. "Untuk saat ini, turuti saja apa yang diinginkan oleh Kakek. Lagi pula kamu pergi bukan benar-benar urusan pekerjaan, tapi karena Febi. Jadi kamu kesampingkan dulu masalah Febi, dan kamu selesaikan dulu masalah Kakek. "Ujar Clara dengan nada dinginnya, namun tidak mendapat tanggapan apapun dari Soni. Clara masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Soni memilih membersihkan diri di kamar mandi lain. Setelah keduanya sudah sama-sama selesai membersihkan diri, keduanya melanjutkan untuk makan malam bersama, Lalu setelah itu kembali ke kamar untuk istirahat. "Bagaimana keadaan Febi? Aku dapat kabar dari dokter kalau dia tidak keguguran. "Ujar Clara yang membuat Soni langsung menoleh sekilas pada Clara, saat mendengar Clara mempertanyakan tentang kabar Febi. "Emangnya kenapa kalau Febi tidak keguguran? Kamu kecewa karena kamu gagal membunuh anakku? "tanya Soni dengan nada yang terdengar sangat membenci Clara, namun Clara tetap bersikap santai. Clara yang mendengar deretan pertanyaan dari Soni langsung tersenyum, dan Clara tersenyum bukan karena pertanyaan dari Soni, tapi jawaban Soni lah yang membuat Clara tersenyum. Sebenarnya Clara tidak tahu kalau Febi tidak keguguran, dan tidak ada satupun dokter yang memberinya kabar, Kalau Febi tidak keguguran. Sebenarnya Clara hanya mengada-ngada saja, Dengan mengatakan kalau dirinya mendapat kabar dari dokter kalau Febi tidak keguguran. Dan Clara tersenyum saat mendengar pertanyaan dari Soni, karena secara tidak langsung Soni memberikan jawaban atas pertanyaan yang diabaikan oleh Clara, dimana Clara bertanya tentang kondisi Febi namun diabaikan oleh Soni. Setelah Clara menggunakan trik Dengan mengatakan kalau Clara mendapat kabar dari dokter, Soni langsung mengatakan atau melempar pertanyaan kalau dirinya tidak merasa senang dengan kabar Kalau Febi tidak keguguran. "Sebenarnya kamu itu sayang gak sih sama Kakek, Sampai kamu memprioritaskan Febi dibandingkan perintah Kakek." Ujar Clara saat melihat Soni sudah membenarkan bantalnya di bawah, dan seperti biasa ia tidur di bawah, dan Clara tidur di atas ranjang. Soni yang mendengar pertanyaan Clara Langsung menutup matanya dan mengabaikan perkataan Clara tadi. "Tidur! Besok kita ke pertemuan dengan tuan muda Britama. Matikan lampu dan jangan banyak mengoceh." Ujar Soni dengan penuh Ketegasan, membuat Clara memutar bola matanya malas. Clara mematikan lampu dan istirahat. Disaat Clara sedang berusaha untuk tidur, beda halnya dengan Satria yang sedang berusaha menahan diri untuk tidak lepas kendali karena emosi. Yah, Satria sangat emosi saat Clara menolak dirinya secara mentah-mentah, bahkan secara tidak langsung menghina dirinya karena Clara merasa dirinya tidak pantas menjadi suaminya. Clara tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya, hingga Clara tidak sadar sampai menghina Satria " Sayang, akan kubuat kamu menyesal seumur hidupmu Kalau kamu masih berani menolak ku. "Gumam Satria dalam hati, sambil memperlihatkan wajah kekejamannya. Keesokan harinya, Satria sudah berpakaian rapi dengan pakaian formalnya, serta kacamata yang selalu ia simpan kalau sedang berada di rumah. Satria akan memakai kacamata kesayangannya itu kalau Satria keluar dari rumah, termasuk pergi ke kantor. Saat Satria keluar dari rumah, dengan sigap semua para anak buahnya yang baru saja tiba di rumah Satria untuk menjemput Satria atau menyambut Satria saat keluar dari rumah langsung berjejer rapi di depan rumah, bahkan sampai mobil pun berjajar rapi hanya untuk menyambut Satria. Yah, tidak perlu Satria datang dari luar negeri atau dari perjalanan jauh, hanya keluar dari rumah saja semua anak buah Satria sudah menyambutnya dengan begitu hormat pada Satria. Pintu mobil terbuka untuk mempersilahkan Satria masuk ke dalam mobil, lalu mobil yang ditumpangi Satria langsung melesat dari rumah Satria yang langsung diikuti beberapa mobil lainnya dari belakang. Ada 10 mobil yang ada di depan dan juga belakang, untuk melindungi Satria. 11 mobil yang memasuki perusahaan SB Group langsung disambut hormat oleh para karyawannya. Clara sendiri dibuat marah karena Soni selalu mengomentari pakainya, dimana Soni membandingkan penampilan Clara dengan Febi, yang mengatakan kalau Febi jauh lebih pantas menggunakan pakaian mewah yang dipakai oleh Clara. "Sekali lagi kamu sebutkan nama wanita itu di depanku, aku bersumpah aku akan membunuh bayi yang dia kandung!" Ujar Clara dengan penuh ancaman, membuat Soni Langsa diam. Soni langsung memberi kode agar Clara memeluk lengannya, dan keluar dari rumah lalu masuk ke dalam mobil untuk menunggu Tuan muda. Sesampainya di tempat janjian dengan Tuan muda, Clara masuk dengan memeluk lengan Soni seperti pasangan pada umumnya. "Tuan Soni dengan Nyonya Clara?" tanya seorang pria yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Soni. "Mari silahkan masuk. Tuan muda sudah sampai." Ujar seorang pria tersebut mempersilahkan Clara dan Soni masuk. "Kamu masuk duluan, aku mau ke toilet sebentar. Lagipula Tuan muda juga masih di panggil sama anak buahnya." Ujar Soni yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Clara, lalu melepaskan tangannya dari lengan Soni. Baru saja Soni pergi, ada sebuah tangan yang membekap mulut Clara, hingga membuat Clara terkejut. Yang semakin membuat Clara terkejut, orang yang membekap mulutnya langsung menyeretnya menjauh dari posisinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD