"Aku ingin kamu juga hamil seperti wanita itu sekarang juga." Ujar Satria dengan penuh ketegasan yang langsung melumat bibir Clara.
Satria menjatuhkan tubuhnya dan tubuh dirinya ke atas ranjang tanpa melepaskan tautan bibirnya.
Clara yang merasa Satria membuat lelucon yang tidak biasa langsung memukul d**a Satria, agar Satria melepaskan tautan bibirnya.
"Tampan, aku kesini untuk mencari ketenangan. Jadi jangan membuat hal yang tidak kusukai. Aku capek mengulang kata yang sama seperti dulu-dulu, di mana Aku selalu meminta agar kamu tidak bertindak yang tidak kusukai." Ujar Clara yang membuat Satria langsung memejamkan matanya kuat, karena sudah merasa bosan mendengar kata-kata Clara yang selalu meminta agar dirinya tidak bertindak aneh, padahal, menurutnya, tidak ada yang aneh dengan tindakannya.
"Clara, kamu datang ke sini hanya untuk mencari sebuah ketenangan? "tanya Satria yang langsung mendapat anggukan kepala dari Clara.
Satria yang melihat anggukan kepala dari Clara langsung menarik tubuhnya, dan berdiri, lalu membelakangi Clara.
"Clara, kau anggap aku apa? Kau jadikan aku mainan? Yang bisa kamu datangi ke sini kalau kamu butuh, lalu kau campakkan aku setelah apa yang kamu inginkan sudah kau dapatkan? Aku juga manusia. Aku juga punya hati. Dan aku juga punya rasa tidak suka kamu mempermainkan aku. "Ujar Satria mengutarakan Apa yang membuat hatinya sakit.
Clara yang Mendengar setiap perkataan atau setiap unek-unek yang dilontarkan oleh Satria hanya tersenyum singkat, lalu membenarkan pakaiannya dan ikut berdiri. Clara memeluk Satria dari belakang, dan menyandarkan kepalanya di punggung kekar Satria dengan penuh kelembutan.
"Tampanku. Apa perlu aku ingatkan siapa kamu bagiku? Kau hanyalah sebatas simpananku. Jadi kamu jangan meminta lebih terhadapku. "Ujar Clara dengan penuh kelembutan, namun tidak membuat Satria luluh meski Clara menggunakan suara paling lembutnya. Satria kembali mengepalkan tangannya kuat, dan menahan emosinya.
Entah kenapa Satria begitu mudah emosi kalau menyangkut Clara.
"Clara, Apa susahnya kamu jadi milikku. Kamu tinggalkan suami kamu yang sama sekali tidak pernah mengharapkan kamu, dan aku akan menikahimu. Jadi kamu tidak akan memiliki gelar janda. Dan kamu juga tidak akan merasa sakit hati setiap hari seperti yang kamu rasakan saat ini."Ujar Satria yang membuat Clara langsung melepaskan tangannya yang melingkar cantik di perut Satria, lalu tertawa terbahak-bahak.
" Lelucon macam apa ini, Satria. Kamu hanya simpananku dan kau tidak pantas menjadi suamiku. Masuk ke dalam keluarga Soni itu sangat sulit, dan aku tidak akan menyia-nyiakan statusku sebagai istri Soni. Banyak orang yang berusaha untuk masuk ke dalam keluarga Soni, lalu aku yang sudah masuk tiba-tiba keluar begitu saja dengan mudahnya. Canda kamu ini." Ujar Clara tanpa perasaan, membuat emosi Satria semakin membuncah, karena secara tidak langsung Clara menghina dirinya. Selama hidup Satria, Satria tidak pernah mendapat penghinaan dari siapapun, dan ini pertama kalinya Satria mendapat penghinaan, dan itu Clara langsung yang menghinanya.
Andai saja bukan Clara yang menghinanya, sudah pasti Satria langsung menghilangkan nyawa seorang yang telah menghinanya. Satria tidak bisa melakukan apapun pada Clara meski Clara menghina dirinya, itu karena Satria terlibat perasaan yang lebih pada Clara, hingga Satria tidak mampu untuk memberi perhitungan pada Clara, bahkan memarahi Clara saja dirinya tidak mampu. Hanya saja, kalau urusan kesenangan, Satria pasti akan marah pada Clara kalau Clara mengabaikan dirinya.
" Apa sebegitu berharganya posisi Nyonya Soni bagi dirimu? "tanya Satria, yang lagi-lagi mendapat anggukan kepala dari Clara.
"Clara, kamu tidak tahu siapa aku. Akan aku beritahu, menjadi istri atau menjadi Nyonya Satria, kamu akan…"
Satria langsung menghentikan kalimatnya, saat Satria mendengar suara ponsel Clara berdering. Clara langsung mengambil ponselnya dan menerima panggilan masuk tersebut yang ternyata panggilan masuk tersebut dari Kakek Bastian.
Setelah Clara menerima panggilan masuk tersebut, Clara kembali menyimpan ponselnya dan kembali mendekati Satria.
"Tampan , lupakan saja tentang pembahasan kita tadi. Aku harus pergi. Dan Kalau kamu rindu sama aku, Kamu masih bisa menghubungiku. Aku janji aku akan datang. "Ujar Clara Seraya mengedipkan sebelah matanya pada Satria, yang membuat Satria langsung menghela nafasnya kasar, karena lagi-lagi Clara meninggalkan dirinya hanya demi keluarga Soni.
"Clara, kau berani bermain-main denganku. Aku pastikan kamu akan menyesal karena telah bermain-main denganku. Kau salah mencari lawan, Sayang." Gumam lirih Satria yang sudah tidak tahan dipermainkan oleh Clara.
Entah kenapa, Satria malah menaruh cinta yang besar pada Clara, padahal mereka menjalin kerjasama sebagai simpanan dan orang yang menjadikannya sebagai simpanan itu karena keinginan Clara, sudah jelas kalau dirinya hanya sebatas simpan wanita yang sudah bersuami, tapi Satria malah tekad mencintai istri orang, yang tak lain adalah Clara.
Bahkan Satria bertekad untuk menjadikan Clara sebagai miliknya.
Clara yang Sudah sampai di rumah, Clara masuk ke dalam rumahnya, dan ternyata kedatangan Clara sudah sangat ditunggu oleh Kakek Bastian.
"Apa kamu dari rumah sakit?" tanya Kakek Bastian yang membuat Clara langsung mengerutkan keningnya karena tidak mengerti.
"Untuk apa aku ke rumah sakit, Kek?" Clara malah balik tanya pada kakek Bastian, karena Clara memang tidak mengerti kenapa tiba-tiba sang kakek mempertanyakan kedatangan dirinya yang dikira datang dari rumah sakit.
"Kalau kamu tidak ke rumah sakit, Lalu kenapa penjaga bilang kalau Soni pergi ke rumah sakit? Kalau memang tidak ada yang sakit, siapa yang dibawa Soni ke rumah sakit? "tanya Kakek Bastian penuh selidik.
Yah, Kakek Bastian mendapat info dari penjaga ataupun orang-orangnya, kalau Soni pergi ke rumah sakit, dan sebelum Clara pulang, Kakek Bastian sempat mengira kalau Soni mengantar Clara ke rumah sakit. Bastian juga sempat menghubungi Soni, untuk bertanya siapa yang sakit, tapi ponsel Soni tidak bisa dihubungi. Makanya Kakek Bastian menghubungi Clara, dan meminta Clara segera pulang, yang ternyata Clara pulang dalam keadaan baik-baik saja. Dan Kakek Bastian semakin dibuat bingung, saat Kakek Bastian melihat Clara pulang namun pulangnya sendirian. Ditambah kepulangan Clara terlihat sangat jelas kalau Clara tidak datang dari rumah sakit, dan bahkan Clara sempat balik tanya sama Kakek Bastian, untuk apa Clara ke rumah sakit, sedangkan dirinya baik-baik saja.
Clara yang mendengar pertanyaan dari Kakek Bastian, pikiran Clara langsung konek. Clara langsung teringat akan Febi, di mana sebelum dirinya pergi ke rumah Satria, Clara sempat terlibat cekcok hebat dengan Febi, hingga berakhir tamparan keras dari Clara dan Clara tidak sengaja menampar Febi, sehingga Febi jatuh dan terbentur meja.
"Oh, itu Kek. Maaf, Kek. Aku baru ingat. Aku sempat meminta bantuan Soni untuk mengantarku ke rumah sakit menjenguk temanku yang lagi sakit. Tapi pas di rumah sakit, Aku nggak lihat Soni, dan aku pikir Soni sudah pulang lebih dulu. Makanya aku memutuskan untuk kembali mengantar sahabatku Ke rumahnya setelah dokter memberinya izin pulang, dan sekalian aku menemani dia di rumahnya. Jadi aku nggak tahu kalau ternyata Soni masih belum pulang. "Ujar Clara saat Clara sudah mengingat kalau Soni ke rumah sakit mengantar Febi.
Hampir saja Clara keceplosan mengatakan kalau Soni mengantar Febi ke rumah sakit, karena dirinya sempat membuat Febi kesakitan di perutnya, dan itu akan berakhir terjadi perang ketiga kalau sampai Kakek Bastian menyelidiki siapa Febi, dan pada akhirnya Kakek Bastian tahu kalau Febi hamil anak Soni.
Sebisa mungkin Clara akan berusaha untuk tetap merahasiakan kehamilan Febi, karena kalau sampai Kakek Bastian tahu siapa Febi, otomatis dia akan tahu kalau Febi hamil anak Soni.
Kakek Bastian yang mendengar penjelasan dari Clara cukup merasa lega, karena sempat mengira kalau Clara lah Yang sedang sakit.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Kakek sempat berpikir kalau terjadi sesuatu sama kamu. "Ujar Kakek Bastian dengan perasaan yang terasa begitu sangat lega di hatinya.
"Bukan dia yang sakit, tapi dia yang membuat orang jadi sakit…