Alya terbangun dini hari dengan napas terengah, keringat dingin membasahi pelipisnya. Mimpi itu lagi, bayangan hitam yang berulang kali menghampiri, suara-suara samar yang seolah berdesakan masuk ke kepalanya. Ia menoleh ke sisi ranjang. Arga tak ada. Rasa cemas langsung menghantam dadanya. Sudah berapa kali ia mendapati suaminya tak berada di kamar pada jam-jam seperti ini? Sering kali Arga memberi alasan sederhana merokok di teras, mengecek mobil, atau sekadar tak bisa tidur. Namun malam ini berbeda. Alya yakin ada sesuatu yang disembunyikan. Ia bangkit perlahan, menyambar cardigan yang tergantung di kursi. Kakinya melangkah hati-hati, menuruni tangga yang berderit pelan. Dari arah dapur samar-samar terlihat cahaya. Alya menahan napas, jantungnya berdegup kencang. Arga duduk di meja ma

