masih Flashback yaaaaaaaaaa.................... Pagi itu, Alya terbangun dengan perasaan aneh. Kepalanya terasa berat, tubuhnya lemas, dan rasa mual menyerang begitu ia beranjak dari tempat tidur. Ia buru-buru berlari ke kamar mandi, memegangi wastafel sambil menahan muntah. Suara langkah Bima terdengar dari kamar, namun suaminya hanya melongok sebentar, lalu kembali sibuk meraih jas kerja. “Minum obat masuk angin saja,” ujar Bima datar, seakan gejala itu hal sepele. Alya hanya mengangguk, meski hatinya bergetar. Ia tahu ini bukan sekadar masuk angin. Sepanjang hari, tubuhnya makin melemah. Setiap aroma makanan membuat perutnya melilit. Alya duduk termenung di ruang tamu, jemarinya meremas ujung jilbab yang dipakainya. Ingatannya kembali pada malam kelam itu bersama Arga. Malam yang seh

