Bab 35

1046 Words

Pagi itu rumah terasa berbeda. Tidak ada tawa, tidak ada suara percakapan ringan seperti biasanya. Udara di ruang makan seolah membeku, dingin dan berat. Alya duduk diam di kursi, menatap piring kosong di depannya. Arga di seberang meja, sesekali mengalihkan pandangan ke arah pintu tempat Nadira baru saja lewat tanpa sepatah kata pun. Alya tahu, sejak malam itu, semuanya berubah. Pesan yang ia kirim pada Arga bukan sekadar curahan hati, tapi langkah yang membuka celah bahaya. Seseorang bisa saja tahu, mendengar, atau membaca apa yang seharusnya tersembunyi. Ia menggigit bibir, menahan gemetar di ujung jarinya. “Dia tahu?” suara Alya nyaris tak terdengar. Arga menatapnya singkat. “Belum. Tapi aku yakin Nadira mulai curiga. Dia memperhatikan setiap gerakanku sejak tadi pagi.” Alya menundu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD