Bab 55

1703 Words

Lina dan Adit hanya bisa berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dalam hal apapun, mereka selalu kompak. Termasuk memeriksakan diri. Untuk kesekian kalinya Lina mengunjungi Dokter yang berbeda dan jawaban mereka masih tetap sama. Yaitu, Lina dan Adit sehat dan mereka hanya perlu sabar. "Sayang," Adit menggenggam tangan Lina, melewati koridor rumah sakit. "Mm,," Lina menoleh ke arah Adit. "Jangan sedih dong. Masih banyak kesempatan untuk kita mencoba." Lina menghela lemah dan menghentikan langkahnya, membuat Adit pun ikut berhenti. "Mas Adit sabar banget sama aku." Ucap Lina. "Kan memang seharusnya begitu." "Tapi aku malu. Aku benar-benar berada di fase malu saat ini." Lina mulai terbiasa mengekspresikan perasaannya. Ia tidak pernah menutupi kesedihan atau kegundahannya lagi.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD