DITINGGALKAN

1174 Words
Bibir Alisha berkerut, dia mencoba menahan tangisnya. ''Aku mau ngomong berdua sama Mas,'' ucap Alisha sambil menatap Bima dengan air mata berlinang. Casandra menatap Alisha, lalu beralih pada Bima. ''Kalau gitu aku tunggu di lobi, ya, Mas!'' ujarnya dengan senyum penuh pengertian. Dia lalu melenggang pergi, melewati Alisha dengan kedipan mata. David adalah orang yang peka, dia mengikuti Casandra menjauh dari sana. Sepeninggal keduanya, hanya tersisa Alisha dan Bima, mereka berdua berdiri berhadap-hadapan. ''Bukannya Mas bilang kalau kita akan menikah?'' tanya Alisha. Bimantara menghela nafas dengan berat, seolah dia lelah menghadapi Alisha yang berdiri di depannya. 'Itu dulu,'' jawab Bimantara. ''Kamu seharusnya sadar apa yang terjadi-'' ''BUKAN ITU YANG MAS BIMA DULU BILANG!'' teriak Alisha dengan marah. Nafasnya terengah-engah, air mata berjatuhan dari pelupuk matanya. ''Hiks, Mas Bima bilang kalau kita bakalan menikah, Mas bilang kalau Mas sayang sama aku! Tapi kenapa sekarang Mas sama perempuan itu?!'' Gadis itu menangis, seolah menumpahkan emosi yang telah dia tahan sejak semua orang tahu bahwa dia bukalah anak dari pasangan Wirattama. Penolakan dan pengacuhan dia terima dari orang-orang yang dulu sangat menyayanginya, memanjakannya. Hatinya sakit bukan main, sangat sakit hingga Alisha merasa sekarat, seperti ikan yang terdampar di daratan. Melihat Alisha menangis, Bima memijat keningnya yang terasa pening. ''Ini keputusan keluarga, Alisha,'' ujar Bima, mencoba memberikan Alisha pengertian. ''TERUS KENAPA MAS SETUJU?! Mas Bima bisa aja menolak! Kenapa? Hiks, kenapa? Huhuhu. Mas udah enggak sayang lagi sama aku cuma karena aku bukan anak mamah sama papah?'' Tangisan Alisha cukup keras hingga beberapa karyawan yang kebetulan lewat mendengarnya. ''Itu bener,''' ujar Bima secara tiba-tiba. Alisha mendongak menatap Bima dengan air mata memenuhi pipinya. Melihat tatapan menyedihkan gadis itu, Bima mengepalkan tangan dengan erat. Dia lalu kembali melanjutkan, ''-Dari awal pertunangan kita itu karena kamu anak keluarga Wirattama, sekarang setelah kebenarannya terungkap, kamu pikir aku masih mau sama kamu? Jangan naif, ini pernikahan Bisnis, enggak ada sangkut-pautnya sama cinta atau rasa sayang.'' Sebuah palu besar menghantam hati Alisha ketika mendengar Bima mengatakan hal seperti itu. Tubuhnya terasa disiram oleh seember air dingin yang membuatnya mengigil. ''Enggak mungkin.'' Alisha masih tidak ingin percaya dengan apa yang dia dengar. ''Mas-'' ''Aku harus pergi sekarang, lebih baik kamu menuruti apa yang orang tua kamu bilang. Bagaimana pun, meski kamu bukan anak kandung mereka, tapi mereka pasti enggak akan memperlakukan kamu dengan buruk.'' Setelah itu Bimantara melenggang pergi meninggalkan Alisha. Menatap punggung tegap Bima, Alisha tiba-tiba menyentuh perutnya yang tertutup pakaian. 'Kalau aku bilang aku hamil, mas Bima pasti akan berubah pikiran, kan?' batin Alisha penuh harap. Seperti tergantung di sebuah jurang dengan tali yang tipis, Alisha masih ingin menggenggam erat tali itu. Gadis itu lalu berlari menyusul Bimantara, setiap langkah kakinya membawa harapan yang begitu besar. Ketika dia melihat punggung Bima di kejauhkan, Alisha berteriak dengan nyaring, ''AKU HAMIL!'' Langkah kaki Bima tiba-tiba berhenti, punggung tegap nya kaku untuk beberapa detik. Tapi pria itu sama sekali tidak menoleh atau pun bereaksi, Bima kembali melanjutkan langkah kakinya. Mata Alisha membulat melihat Bima yang tetap acuh meninggalkan dia, untuk sesaat Alisha masih ingin meyakinkan diri bahwa mungkin saja Bima tidak mendengar teriakannya. Tetapi untuk jarak seperti tadi dan teriakan sekeras itu, bahkan karyawan di balik tembok pun dapat mendengar. Seluruh tubuhnya gemetar hebat, jantungnya berdetak dengan sangat amat menyakitkan. Satu-satunya tali tipis yang dia genggam tampaknya tidak lagi mampu menahan, sedikit demi sedikit tali tipis itu terputus hingga akhirnya Alisha jatuh, jatuh dalam kenyataan bahwa sekarang, semenjak dia bukan lagi putri kandung dari Wirattama, semua orang meninggalkannya. *** ''Kemana aja kamu? hampir tiga hari enggak pulang, kamu mau membuat malu keluarga Wirattama?!'' Itu adalah kalimat sambutan yang pertama kali Alisha dapatkan ketika dia masuk ke dalam rumahnhya. Orang yang mengatakan hal itu adalah Alex Wirattama, anak pertama keluarga Wirattama. Karena Alex adalah corang yang dididik untuk menjadi kepala keluarga selanjutnya, secara otomatis pria itu adalah orang yang sangat sibuk. Mungkin karena pendidikan yang dia terima, dia sangat disiplin dan menganggap nama baik keluarga Wirattama lebih berharga dari pada apa pun. ''Kak Alex, aku cuma-'' ''Tadi Alisha sama aku ke perusahaannya Mas Bima, kok, Kak,'' potong Casandra yang tiba-tiba datang. Alex dan Alisha tanpa sadar menoleh, dapat Alisha lihat dengan jelas raut wajah Alex berubah seratus delapan puluh derajat saat melihat Casandra datang. Pira itu tersenyum penuh haru, bergegas menghampiri Casandra. ''Akhirnya Kakak bisa ketemu sama kamu,'' ujar Alex sambil memeluk tubuh adiknya. ''Aku juga seneng akhirnya bisa kumpul sama keluarga,'' balas Casandra dengan lirih. ''Selamat datang di keluarga Wirratama Casandra!'' Pria itu melepaskan pelukannya, mengusap pucuk kepala Casandra dengan lembut, yang Casandra balas dengan senyuman. Alisha menatap keduanya sambil mengigit bibir. Dulu ketika Casandra belum ada di keluarga ini, Alex bahkan belum pernah memperlakukannya sedekat itu. Meski pria itu selalu baik padanya, tapi Alisha dengan jelas merasakan batas di antara mereka. Ah, ternyata itu adalah ikatan darah yang kuat. ''Pertunangan kamu dan Bimantara sudah dibatalkan, kenapa kamu ke sana seenaknya?'' tanya Alex dengan ketus. Pria itu menatap Alisha dengan tatapan tajam hingga Alisha menuduk, tidak berani menatap mata Alex. ''Selama sembilan belas tahun, kamu menempati hal-hal yang seharusnya Casandra miliki, apa kamu enggak punya malu?'' Hidung Alisha terasa perih, dia berkata pada Alex dengan suara pelan, ''Aku minta maaf.'' Sedari kecil, orang yang dia takuti di keluarga adalah Alex. ''Seperti yang mamah sama papah rencanakan, kamu pulang ke tempat seharusnya kamu berada, kamu juga punya keluarga,'' kata Alex. ''Tapi mereka udah meninggal Kak-'' Alisha ingin menangis ketika dia mengatakannya. ''Di sana masih banyak bibi-bibi yang lain kok, Al. Ada rumah peninggalan Ibu dan bapak juga. Meski sekarang rumah itu ibu sama bapak alihkan atas nama aku tapi kamu boleh, kok, tinggal di sana,'' ucap Casandra dengan senyum lembut di bibirnya. Bapak dan ibu yang Casandra maksud adalah orang tua kandung Alisha, orang yang telah merawat Casandra sedari kecil. Alex yang mendengar ucapan Casandra ikut tersenyum pada sang adik, dia merasa Casandra sangat lah baik hati. ''Ayo masuk ke dalam! Kamu pasti capek, kan?'' ajak Alex. Casandra tersenyum dan mengangguk. Keduanya lalu melenggang pergi meninggalkan Alisha. *** Dua hari kemudian, dia pergi. Tidak ada satu pun yang mengantar atau pun mengkhawatirkan ke pergiannya. Alisha duduk di kursi belakang mobil yang dikendarai oleh sopir keluarga Wirratama. Wanita itu bersandar pada jendela mobil, menatap jalanan yang perlahan berubah dari jalan raya besar menjadi jalanan berbatu. Mobil berguncang sepanjang jalan, Alisha hampir tidak bisa menahan mualnya saat itu. Perjalanan cukup jauh, memakan waktu sekitar tiga jam hingga akhirnya mereka benar-benar tiba di tempat yang dituju. ''Mobilnhya cuma bisa sampe sini aja, Non. Kita harus jalan kaki buat ke rumah itu,'' ujar sang sopir pada Alisha. Alisha menatap jalan di depannya, jalanan yang rata dengan tanah dan banyak pepohonan di sekelilingnya. Gadis itu mengangguk, keluar dari mobil. ''Ayo, Non!'' Sopir membantu Alisha membawa koper, keduanya melangkah menyusuri jalanan tanah yang becek. Di setiap langkahnya, Alisha tidak bisa untuk tidak memikirkan masa kecil yang dia alami. Masa yang begitu indah, penuh dengan kenangan. Sekarang, dirinya buka lagi bagian dari keluarga Wirattama, menjalani kehidupan sesederhana mungkin di desa kecil ini. Meski sedikit enggan Alisha tetap meyakinkan dirinya sendiri kalau dia bisa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD