Matahari baru merangkak naik, dan sinarnya menembus tirai tipis villa. Wira meninggalkan kamar untuk menyiapkan sarapan, setelah sebelumnya memaksa Lyora untuk tetap berbaring di ranjang, menikmati hari bebas dari semua beban pekerjaan. Udara pagi begitu segar, Lyora menurut, berbaring sambil membuka kembali foto-foto bulan madu mereka. Tiba-tiba, dia merasa agak tidak nyaman, seperti ada sesuatu yang terdorong dari dalam perutnya. Lyora segera bangun. Ia turun dari ranjang sambil menutup mulut, lalu buru-buru beranjak ke kamar mandi. Wira yang baru saja melangkah masuk ka kamar tersentak mendengar suara langkah tergesa istrinya. Ia menyusul, dan mendapati Lyora tengah berpegangan pada wastafel, wajahnya pucat setelah memuntahkan isi perut. “Sayang, kamu kenapa?” Wira langsung berdi

