Pagi-pagi sekali, pesantren sudah heboh. Angel mulai terbiasa dengan kondisi ramai di kamar satriwati yang haus melihat ketampanan satriwan atau ustad baru.
Bukan karena ada kejadian gaib. Bukan juga karena jinnya pindah kamar. Tapi karena ... santri cowok baru datang. Dan katanya ... cakep parah.
Angel, yang baru selesai nyuci pakaian dalam sambil ngedumel karena tangan kram, mendadak berhenti saat dengar bisik -bisik histeris dari teman sekamar.
“Eh, itu dia! Santri baru dari luar negeri! Katanya pernah tinggal di Turki!”
“Namanya Rayyan, ya ampun, putihnya kayak mozzarella ...”
Angel cuma bisa mendesah.
Rayyan lagi.
Kenapa hidupnya di kelilingi dengan lelaki yangbernama Rayyan. Eits .. Bentar, ini Rayyan dari Turki. Waktu itu Rayyan yang mau di nikahkan dengan Angel juga sedang menimba ilmu di luar negeri. Ini kah? Rayyan itu? Oh ... Semoga saja, ini Rayyan yang berbeda.
Cowok satu itu bukan cuma bikin hidupnya berantakan. Tapi sekarang ... muncul juga di pesantren??! Dengan wajah tampan dan senyum yang bisa merusak iman orang yang lagi puasa sunnah.
Angel keluar kamar dengan tampang galau akut. Tapi niatnya buat jaga harga diri langsung bubar ketika ...
“Woy Angel! Itu tuh Rayyan! DIA LIAT KE SINI!!”
Angel reflek noleh. Dan ...
DEG!
DEG!
DEG!
Tatapan mereka bertemu.
Jantung Angel semakin berdebar keras dan kencang. Baru kali ini, Angel mearsakan hal seperti ini. Padahal ia terbilang cewek cuek parah. Ia tidak mengenal cinta dan tidak mau terbuai rayuan gombal pria demi janjinya dengan genk motornya.
Rayyan berdiri di depan aula, pakai koko putih, sarung rapi, dan ... senyum semanis kurma ajwa.
Angel melongo, dan panci yang tadi dibawa buat ambil sarapan langsung jatuh.
BLETAK.
"Astaghfirullah, Angel! Itu panciku!" teriak santri sebelah yang panci -nya kena korban cinta tak disengaja.
Rayyan melangkah mendekat. Dan Angel langsung panik. Otaknya teriak keras dan bibirnya komat kamit agar Rayyan tidak perlu susah payah mendekati dirinya dan membantu mengambilkan panci yang jatuh seperti di FTV favoritnya.
NOOO! GUA BELUM DANDAN!
Eh ... Gue gak baper cuma kan dandan juga perlu, donk.
"Assalamu’alaikum ..." sapa Rayyan sambil nyengir.
"Waa ...laikumussalam ..." Angel jawab, suara naik satu oktaf.Itu karena NAgel gugup bukan main. Biasanya gak gini, batin Angel mengusap dadanya yang masih ingin loncat -loncat pake trampolin.
"Udah betah di sini?" Rayyan nanya dengan suara lembut. Rayyan tersenyum lebar lalu mengambilkan panci untuk Angel.
Angel mendelik. "Lo pikir gue anak kucing?! Jelas enggak betah! Lagian lo siapa? Sok kenal banget. Kita gak pernah kenal!" umpat Angel lagi dengan kasar.
Rayyan ketawa kecil. “Tapi tetap lebih aman dari pada kita nikah, kan?”
Angel nyaris nyambit Rayyan pakai centong nasi.
"Kenapa lo bisa di sini, hah? Mau ngajakin nikah versi syariah, gitu?" ucap Angel murka. Jadi benar, ini Rayyan yang akan di jodohkan padanya. Hah! Untung di tolak. Lihat saja, sok ganteng banget. Padahal muka udah tua.
Rayyan angkat alis. “Nggak. Gue masuk karena Papa gue mau gue belajar agama sebelum nikah.” Rayyan menjelaskan.
Angel bengon g dan melotot tak percaya.
"Eh? Jadi lo … tetep mau nikah?" tanayaAngel dengan cepat.
Rayyan nyengir. “Kalau sama kamu … insyaAllah. Lagi pula masih belajar agama dulu, biar lebih paham agama,” jelas Rayyan lagi.
Lalu dia balik badan, jalan santai kayak iklan sabun mandi.
Angel?
Masih berdiri kaku sambil megang centong dan nahan jantung supaya nggak copot.
Di belakang, santri lain langsung heboh.
"YA AMPUN! RAYYAN NGODEIN ANGEL!!"
"ASTAGA, DRAMA KAMPUNG HALAMAN MAU DIMULAI NIH!"
Sementara itu, Angel cuma bisa duduk di pojokan sambil mikir keras.