Angel resmi masuk pesantren, dan... ya, kekacauan langsung terjadi sejak langkah pertama.
---***---
"Angel, Gimana kamu sudah pikirkan? Mau masuk pesantren atau menikah dengan anak sahabat Papa?" tanya Papa pada Angel.
Angel terdiam sambil melirik ke arah Mamanya. Angel berharap mendapat bantuan dari sang Mama untuk tidak memperpanjang masalah ini dan memilih berdamai.
"Angel! Papa itu lagi ngomong smaa kamu!" teriak Fatih semakin keras lantang.
"Kita damai aja, Pah," ucap Angel tiba -tiba tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
"Apa? Berdamai? Maksud kamu apa?" sentak Fatih dengan nada semakin tinggi.
Selama ini, Nia dan Fatih selalu memanjakan Angel. Ia menuruti semua keinginan Angel. Tapi smeua itu tidak membuat mereka bangga dengan kelakukan Angel yang malah seperti preman.
Angel barus saja lulus SMA. Ia memang lulus dengan nilai yang baik dan bahkan mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Itu yang masih menjadi bahan pertimbangan kedua orang tuanya. Tetapi, Angel semakin liar, ia semakin pulang larut untuk bersenang -senang dengan genk -nya dan balapan motor.
"Iya Pha, berdamai. Masa iya, Papah gak paham dengan kata berdamai?" tanay Angel lagi.
"Berdamai gimana?" tanay Fatih serius.
"Angel bakal menuruti semua keinginan Papa. Angel mau kuliah saja. Itu pilihan yang baik untuk masa depan," jelas Angel lagi.
"Gak ada! Waktu kamu sudah habis. Papah sudah berapa kali bilang, kamu gak kuliah? Tapi, kamu mengabaikan Papah, Ngel! Sekarang Papah yang bakal kasih dua pilihan, kamu nikah atau masuk pesantren!" tegas sang Papah.
"Kalau kamu tidak mau, silahkan keluar dari rumah ini dan Papah akan coret nama kamu dari kartu keluarga. Gampang kan!" jelas Fatih lagi lalu pergi meninggalkan Angel.
"Pah! Papah!" teriak Angel sambil berlari mengejar sang Papah.
"Papah .. Angel minta maaf. Angel bakal berubah," pinta Angel lagi.
Fatih tetap diam dan masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu kamar dengan keras hingga ANgel hanay bis aberdiri tepat di depan pintu kamar itu.
Nia menghampiri putrinya lalu mengusap pelan kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Paham kan? Kalau orang tua sudah kecewa. Mama berapa kali ngomong tapi gak pernah kamu dengarkan, Ngel," ucap Nia lagi.
"Ma ... Gimana dong," ucap Angel mengiba.
"Mama udah gak bsia bantu kamu, Ngel. Sekarang piliha ada di tangan kamu. Ini semua demi kabaikan kamu dan masa depan kamu juga," jelas Nia lembut.
"Kebaokan Angel? Kalau memang kebaikan untuk Angel, seharusnya Papa dan Mama kirim Nagel ke luar negeri untuk kuliah!
ucap ANgel keras.
"Bisa. Klau kamu mau," jelas Nia lagi.
Kedua mata Angel membulat dan menatap sang Mama lekat.
"Bisa? Beneran Ma?" ucap ANgel denagn sumringah.
"Iya. Bisa. Syaratnya kamu nikah sama Rayyan lalu minta suami kamu untuk nyekolahin kamu ke luar negeri. Seru kan? Menikah sambil kuliah, kayak orang pacaran. Ihh gemes deh," ucap Nia tertawa.
"Ih! Ngeselin banget sih, Ma. Mama sama Papa sama aja. Gak sayang sama Angel!" teriak Angel penuh emosi.
"Heh ... Kok bilangnya gitu? Mama dan Papa kayak gini, karena salah kamu sendiri! Lihat, ini jam berapa. Kamu selalu pulang tengah malam dan susah kalau di suruh bangun pagi. Mau jadi apa?" ucap Nia lagi.
"Lho ... Yang penting kan nilai Angel selalu bagus," bela Angel pada dirinya sendiri.
"Nilai bagus aja gak cukup, Angel. Sikap, karakter kamu juga harus di bentuk," jelas Nia lagi.
"Ahhh! Mama gak asyik!" ucap Angel kesal.
Angel segera naik ke atas menuju kamarnya. Angel membanting pintu kamarnya dnegan sangat keras. Lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk.
Ia belum memutuskan pilihannya sampai detik ini.
***
Keesokan harinyaa, Fatih dan Nia siap mengirim Angel ke Pesantren. Ini pilihan Angel.
Kedua orang tua Angel sengaja tidak mengantarkan ANgel. Hanya sopir yang di amanatkan untuk mengantar Angel.
Fatih dan Nia tidak maau mendengar rengekan Angel.
Angel berdiri di depan gerbang pesantren dengan tatapan kosong seperti habis diputusin oppa Korea.
Tas koper warna pink blink-blink, bantal karakter unicorn, dan kipas angin portable bertumpuk di sekelilingnya. Orang -orang lewat sambil melirik. Gimana enggak? Cewek dengan rambut ungu, celana sobek -sobek, dan sepatu boots tinggi nongkrong depan pondok kayak mau ikut audisi girlband, bukan mondok.
"Angel ... kamu yakin ini mau mondok?" tanya sopir keluarga yang bantu angkut barang.
"Nggak ada vibes karaoke-nya nih."
Angel menghela napas. Dalam hatinya dia masih berharap ini prank keluarga. Tapi ternyata beneran. Papanya tadi pagi ngasih pidato sambil megang surat pendaftaran dan bilang, "Semoga anak Papa jadi wanita sholehah ... yang bisa nyiapin teh hangat buat suaminya tiap subuh."
Pintu gerbang pun dibuka. Seorang ustazah muda muncul, pakai gamis lebar dan kerudung segede tenda camping.
"Assalamu’alaikum, selamat datang di Pondok Darul Barokah ya, dik Angel," ucapnya ramah.
Angel senyum kaku. "Waalaikumussalam… semoga saya betah, Bu Ustazah."
Padahal dalam hati, SEMOGA BESOK BANGUN-BANGUN UDAH DI MALL.
Baru juga masuk halaman pondok, Angel udah salah kostum parah. Semua santri pakai baju longgar, sandal jepit, dan wajah damai kayak habis meditasi. Sementara dia masih kayak mau syuting MV K-Pop. Beberapa anak santri cewek langsung bisik -bisik.
"Eh, itu rambutnya beneran ungu?"
"Sepatunya kayak mau nendang setan, ya?"
Angel pura-pura nggak denger. Fokus. Jangan nangis. Nanti bulu mata palsu copot.
Diantar masuk ke kamar bareng santri lain. Satu kamar ber-6, tempat tidur tingkat, dan ... NO AC. Angel mendadak pusing.
"AC -nya mana, Bu Ustazah?"
Ustazah senyum lebar. "Angel yang sabar ya ... di sini kita pake angin natural dari Allah."
Angel melotot tak paham, Angin natural itu bagus ... tapi kenapa kayak oven? Ini panas banget. Gimana Angel, bisa tidur nanti.
Dan bencana berikutnya pun datang di waktu makan malam.
Angel duduk melingkar bareng teman-teman sekamarnya. Makanan datang, sepiring nasi, sayur bening, dan sambal yang kelihatannya damai tapi ternyata pedesnya kayak dosa lama.
Angel garuk-garuk kepala. "Maaf, ini... bubur ayamnya mana ya?"
Semua orang melongo dan menatap ke arah Angel.
"Bubur ayam?" tanya salah satu santri.
"Iya, atau minimal spaghetti carbonara?" ucap ANgel tanpa dosa.
Yang lain nyaris keselek air putih.
Uhukk ....
"Gak ada, Angel! Ini Pondok bukan kedai siap saji."
Angel mendelik mendengar suara Bu Ustazah dari ambang pintu. ia terpaksa menimati makana yang ada dengan kepasrahan.
Sore itu, Angel Almeera Khairunnisa resmi jadi Topik Gosip Harian Pondok Darul Barokah.
Dan yang lebih parah ... dia baru sadar belum mandi sejak pagi. Karena ... Kamar mandinya antri 20 orang.
Angel menghela napas panjang sambil mengelap keringat dengan tissue basah.
"Selamat datang di kehidupan baru, Angel. Dari bar -bar ... jadi barokah. Semoga."
Tapi yang paling bikin dia susah tidur malam itu adalah satu kalimat yang dilontarkan ustazah pas magrib.
"Dan minggu depan, kita akan kedatangan santri baru pindahan dari luar negeri ... namanya Rayyan Althaf Haidar."
Angel langsung duduk tegak di tempat tidur.
"APA??? DIA KE SINI JUGA??"
Semesta seolah bilang, Selamat, Angel. Kamu resmi masuk sinetron religi.