1

731 Words
Gayanya ringan, lucu, dan menggambarkan kehebohan Angel Almeera Khairunnisa saat hidupnya jungkir balik karena ultimatum orang tua. ---***--- "Angel! Pulang sekarang juga! Mama kasih waktu lima menit, kalau nggak, motor kamu mama jual!" Teriakan itu menggelegar lewat speaker handphone. Angel Almeera Khairunnisa, si ratu jalanan komplek, baru aja selesai adu drag race motor sama geng "Cewek Tahan Banting" di lapangan futsal yang disulap jadi sirkuit liar. Dengan helm warna pink neon, eyeliner anti badai, dan jaket denim robek -robek, Angel berdiri dengan gaya paling kece, satu tangan di pinggang, satu tangan lagi megang bubble tea. "Angel baru menang lho, Ma. Masa langsung disuruh pulang sih? Angel tuh baru dapet gelar Ratu Nitik Tiga Gang!" sahutnya, santai. Di seberang sana, suara ibunya udah nyaris nge -glitch. "Angel! Ini bukan lagi zaman kamu main bar -bar kayak gitu! Mama udah rapat sama Papa. Kita sepakat. Mulai malam ini, kamu punya dua pilihan!" Angel ngelirik ke langit. Pilihan? Oke, bisa jadi ini saatnya dia akhirnya dikasih kebebasan buat ambil keputusan dewasa. "Mau dikuliahin di luar negeri atau dibeliin motor baru, Ma?" Raut wajah Angel begitu berbinar bahagia. Jujur, ini adalah hal yang paling di tunggu oleh Angel. Mama tahu aja apa yang menjadi impian Angel, batin Angel dengan senym merona. "Nikah atau masuk pesantren." Suara sang Mama yang begitu tegas langsung membuat Angel terkejut dari arah seberang telepon. Sebentar ini kayaknya ada kesalahan teknis. Perlu di tanya ulang. Tapi kayaknya bener. Mama langsung diam seribu bahasa juga. Kepala Angel langsung berat sebelah. Bubble tea hampir jatuh dari tangan. Bukan suara Mama yang mmebuat Angel kaget melainkan permintaan sang Mama inilah yang membuat dunia Angel seperti terhenti sejenak. "Apa???" Angel berteriak keras. Suaranya mirip seperti kaleng kerupuk biru yang sering di antar abang -abang. "Mama becanda kan? Mau nge -prank Angel kan?" imbuhnya masih berusaha menenangkan degup jantung yang kian tak karuan rasanya. "Udah, Mama nggak main-main. Kamu tinggal pilih. Nikah sama Rayyan, anak temennya Papa itu, atau berangkat nyantri minggu depan. Udah disiapin tas, sajadah, dan mukena!" Suara sang Mama semakin tegas dan lantang. "Ma ... tolonglah. Angel tuh belum siap jadi ustazah, apalagi jadi istri! Aku baru beli cat rambut warna ungu kemarin, masa langsung disuruh nutupin pake kerudung?" Tapi mamanya udah tutup telepon. Selesai. Tamat. Setelah ponsel itu mati, Angel pun terdiam sambil meremas ponselnya yang keras. Angel menatap langit yang mulai gelap. Hatinya juga ikut mendung. Bar -bar life -nya terancam punah. Tapi … apa iya Rayyan seburuk itu? Dan … apa iya pesantren sehoror yang dibayangin? Angel pengen nangis, tapi takut eyeliner -nya bleber. Dia, yang selama ini hidup bebas merdeka, harus milih antara dua hal yang bahkan nggak ada di wishlist hidupnya! Rayyan? Si anak alim yang kalo ngeliat Angel aja langsung menunduk kayak nemu dosa masa lalu? Ini kalau gak salah Rayyan yang itu. Tapi kan sudah gak ketemu lama banget. Mungkin Rayyan itu atau ada Rayyan yang lain? Dan pesantren? Tempat yang bahkan nyamuknya hafal juz amma? Angel ngerasa kayak tokoh sinetron sinetron jam tujuh malam yang habis ditabrak truk dan bangun dalam keadaan amnesia. Angel segera pamit dengan teman -teman genk -nya dan kembali pulang. "Guys! Angel pulang dulu ya. Kita rayakan kemenangan ini, besok atau lusa. Mendadak, Mama Angel nyuruh pulang, mau ada perlu," ucap Angel berbohong. "Perlu apa, Ngel? Ini udah tengah malam lho. Jangan bilang di suruh pulang karena udah malam," ucap salah satu anggota genk -nya seperti sedang mengejek Angel. "Lo tahu kan? Mama Angel itu cuma punya Angel, jadi Angel tuh udah kayak artis kalau di rumah. Di cari, kalau gak ada," jelas Angel dengan nada sombong. "Oke deh. See you next again, Angel ..." ucap teman Angel. "Yuhuu ... Angel pulang ya ..." pamit Angel langsung mengendarai motor besarnya menuju ke arah pulang. Tak berselang lama, Angel sudah sampai ddi rumah. Ia melepaskan helm ful facenya dan menggantungkan di spion motor. Angel bergegas masuk ke dalam dan melangkah pelan menuju ruang tengah. Mama dan Papa Angel juga masih terjaga dan menatap Angel yang pulang dengan wajah riang. Gimana gak bahagia, ia menang balap motor malam ini. Mendapatkan gelar Ratu Nitik Tiga Gang itu gak mudah lho. Membutuhkan skil yang mumpuni di dunia permotoran. Papa dan Mama Angel menatap putrinya yang baru saja datang dengan tatapan berbeda kali ini. Entahlah. Yang jelas, hidup Angel Almeera Khairunnisa nggak akan sama lagi. Dan itu semua gara -gara pilihan absurd, Nikah, atau masuk pesantren.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD