bc

Terjebak Asmara Majikan

book_age18+
1.0K
FOLLOW
10.0K
READ
HE
heir/heiress
kicking
like
intro-logo
Blurb

"Apa yang dia lakukan di kamar anakku!"Devan sering mendapati Anna berbicara sendiri dengan bahasa yang memancing gairah pria. Timbul rasa penasaran dalam dirinya untuk mengetahui perbuatan asisten rumah tangganya itu.Bukannya menangkap basah kelakuan Anna, Devan justru malah berfantasi sendiri setiap dia mendengar suara mendayu itu keluar dari mulut Anna. Apa yang sebenarnya terjadi di kamar itu?Sampai kapankah Devan akan bertahan dengan fantasinya?

chap-preview
Free preview
Anna 1. Suara Meresahkan
“Ah Mas, dalemin terus Mas. Aduh ... ayo, Mas.” “Ayo Mas ... lagi, Mas. Aduh aku udah hampir nyampe ini.” Devan kaget bukan main ketika dia melintas di kamar anaknya tiba-tiba dia mendengar suara rintihan seorang wanita dari dalam sana. Devan yang tadi frustasi saat keluar dari kamar tidurnya kini melotot bahkan menempelkan telinganya di pintu kamar anaknya. “Ah iya, bener, Mas. Kayak gitu terus. Ah ... terusin Mas.” “Oh sayang, aku sayang kamu. Ah ... ayo, Mas. Aduh aku bentar lagi nyampe, Mas. Oh iya ... Mas, aaacchh!” Desahan yang diakhiri dengan jeritan itu terdengar sangat jelas di telinga Devan. Pria itu yakin kalau itu adalah suara Anna, suster yang menjaga anaknya saat ini sedang merintih di dalam kamar putranya. Devan sangat geram pada Anna yang berani bermain cinta di dalam kamar buah hatinya. “b******k! Si Anna berani bener dia bercinta di kamar anakku, sama siapa sih dia,” ucap Devan geram ketika dia mendengar rintihan Anna yang semakin kencang. Devan yang sudah tidak bisa menahan emosinya membuka pintu kamar putranya secara perlahan. Dia ingin memergoki Anna dan juga pasangannya yang saat ini sedang memadu kasih di kamar yang seharusnya tidak mereka tempati untuk berbuat m***m. Posisi tempat tidur di kamar itu memang agak sedikit masuk dan terhalang oleh dinding pemisah. Oleh sebab itu Anna tidak akan mendengar kedatangan Devan yang masuk dengan cara mengendap-endap ke dalam kamar, apa lagi saat ini Anna sedang terbakar gairah. Telinga Devan sudah sangat panas saat dia masuk ke dalam kamar dan suara rintihan Anna semakin terdengar jelas. Devan berjalan sambil menempelkan punggungnya di dinding agar dia bisa menangkap perilaku b***t suster anaknya tersebut. “Kok cuma suara Anna sendirian ya,” ucap Devan agak sedikit bingung dengan keadaan ini. Setelah tiba di sudut tembok, Devan mencoba untuk mencari cara agar dia bisa mengintip ke arah tempat tidur putranya. Dia berharap agar Anna dan pasangannya itu tidak melihat kedatangannya. Devan berharap agar posisi dua orang b***t itu tidak menghadap padanya. Mata Devan membulat lebar ketika dia melihat apa yang sedang dilakukan Anna saat ini. Bahkan Devan sampai kesulitan menelan salivanya sendiri melihat posisi Anna yang sangat menantang itu. Suster anaknya itu sedang tidur terlentang dengan membuka kedua pahanya lebar-lebar menampilkan bentuk liang hangatnya dengan sangat jelas. Bahkan Devan pun bisa melihat bentuk rambut di sekitar liang tersebut yang dicukur berbentuk segitiga dengan bulu yang sangat tipis. Liang milik Anna sudah mendapatkan gesekan dari tangan Anna sendiri. Bahkan sesekali jari tangan Anna tampak masuk ke dalam liang yang sudah mengkilap itu karena pasti Anna sudah meraih puncak. Tentu saja hal itu akan membuat Anna yang sedang bertelepon menjadi menggila. Sepertinya Anna sedang berfantasi dengan pacarnya sambil memainkan miliknya sendiri. “Anjir! Bagus banget punya dia. Tembem dan masih merah lagi,” ucap Devan yang seolah tidak bisa menjauhkan pandangan matanya dari pemandangan indah liang milik Anna. “Duh dia ngapain sih itu,” ucap Devan sambil mengusap senjata rahasianya yang kini sudah mulai bangun. “Ah b******k! Konakkan gua jadinya,” Devan mengumpati dirinya sendiri. Kebodohan Devan semakin menjadi ketika dia masih tetap berdiri di sana sambil mendengarkan rintihan Anna yang sedang menikmati telepon m***m dari pacarnya. Devan memasukkan tangannya ke dalam celana pendek yang dia pakai untuk mengeksekusi senjata rahasianya itu dengan tangannya sendiri. Mana bisa Devan tahan dengan pemandangan seperti itu, dia juga pria normal. “Ah ... gak bener ini. Aku harus keluar,” ucap Devan mencoba untuk menyadarkan dirinya sendiri. Devan pun segera keluar dari kamar anaknya secara perlahan. Dia tidak ingin membuat kepercayaan istrinya tercoreng hanya karena Devan secara tidak sengaja melihat apa yang sedang dilakukan Anna saat ini. Devan bahkan beberapa kali memukul kepalanya agar pikirannya bisa kembali normal. “Aduh ya ampun, gua tadi ngapain sih. Untung aja Kinanti gak tahu soal ini. Kalau Kinanti sampai tahu, aku bakal malu banget pasti. Ini gak bisa dibiarin, Anna harus dipecat karena dia udah berani main gila di kamar anakku. Otaknya gak beres berarti si anak ini. Kok bisa dia main gila sama pacarnya di depan anakku yang masih baru berusia 1 bulan, kurang ajar bener si Anna. Awas aja ya, bakal aku kasih peringatan nanti!” Devan menggerutu sendiri di depan kaca wastafel kamar mandi yang ada di kamarnya. Devan membasuh wajahnya dengan air dingin yang keluar dari kran wastafel untuk kembali menyadarkannya. Sudah dua hari ini Devan ditinggal pergi oleh istrinya untuk dinas ke luar kota. Besok istrinya akan pulang dan dia akan meminta jatah pada istrinya untuk penyaluran hasratnya yang terpendam. Apa lagi hasratnya sudah dipicu oleh pemandangan Anna tadi. Devan takut kebablasan. Devan segera masuk ke dalam selimut tebal yang ada di atas tempat tidurnya. Dia mematikan lampu tidur lalu berusaha untuk memejamkan matanya agar bisa segera masuk ke dalam dunia mimpi. Namun ternyata apa yang dilakukan Devan ini tidak semudah apa yang dia pikirkan. Bayangan bentuk keindahan liang hangat milik Anna terus beredar di pikirannya. Desahan Anna terus melekat di telinganya membuat dia tidak bisa berpikir dengan sangat baik saat ini. Devan resah. Dia sampai berguling ke kanan dan ke kiri berkali-kali hanya untuk bisa melupakan pemandangan indah tadi. “Aduh, masa iya sih aku harus mandi air dingin malam ini. Aku ambil minum dulu lah, siapa tahu bisa reda. Kurang ajar Si Anna emang,” ucap Devan merutuki Anna yang terus beredar di otaknya. Devan menyibak kembali selimut tebalnya. Dia turun dari ranjang lalu segera keluar kamar untuk mengambil air minum di dapur. Devan kembali melewati kamar putranya dan mencoba untuk menajamkan telinganya, siapa tahu Anna masih mengerang di dalam sana. “Cih, udah sepi. Berarti udah nyembur dia,” gumam Devan sambil menyeringai setelah dia tidak mendapati lagi suara desahan Anna yang membakar geloranya tadi. Devan segera turun ke lantai bawah dan berjalan menuju ke dapur. Lampu ruang tengah yang selalu dipasang temaram membuat Devan bisa berjalan dengan aman sampai ke dapur. Devan segera mengambil botol air dingin dalam kulkas dan menegaknya begitu saja. “Pak Devan belum tidur?” “Uhuk ... uhuk.” Devan tersedak ketika dia mendengar sapaan Anna yang begitu mengagetkannya. Air yang tadi sempat masuk ke dalam mulutnya spontan dia semburkan begitu dia mendengar suara Anna. Devan menutup mulutnya dengan punggung tangan kanannya lalu segera menoleh ke arah Anna yang berdiri tidak jauh dari posisinya sekarang. Lagi-lagi Devan dibuat kesusahan menelan salivanya sendiri saat melihat Anna berdiri dalam jarak yang sudah sangat dekat dengannya. “Pak Devan gak papa?” tanya Anna yang segera mendekat ke arah Devan lalu mencoba untuk mengusap punggung Devan agar tidak tersedak kembali. “Gak papa, saya gak papa, An. Kamu kok belum tidur?” tanya Devan berpura-pura dia tidak tahu apa yang tadi dikerjakan oleh suster anaknya itu. “Saya barusan kebangun Pak dan pengen minum, makanya saya turun ke bawah. Pak Devan juga haus ya?” tanya Anna seolah tidak memiliki kesalahan apa pun. “Iya ... saya haus,” jawab Devan sambil menelan salivanya dengan sangat susah payah. Devan melihat ke arah d**a Anna yang terlihat menyembul dengan indahnya di balik gaun tidur sutra yang sedang dia pakai saat ini. Devan melihat gundukan indah yang terlihat sangat penuh dengan belahan d**a yang sangat jelas itu dengan tatapan penuh nikmat. “Pak Devan. Ih Bapak lok liatin punya saya sih. Ntar Bu Kinan marah lho,” ucap Anna sambil tersipu malu. “Kenapa? Siapa yang ngeliatin punya kamu, orang saya gak lihat itu kok. An, bisa bantu bikinkan saya minuman hangat?” ucap Devan spontan karena matanya sedang tertuju pada buah d**a ranum dan penuh milik Anna itu ketahuan. “Pak Devan mau minum anget? Mau minum kopi, teh apa s**u?” tanya Anna sambil tersenyum manis pada Devan. Enaknya apa ya? Saya mau tidur, tapi gak bisa tidur nih,” keluh Devan. “Oh kalo mau cepet tidur itu baiknya minum s**u, Pak,” jawab Anna sambil menatap Devan. “s**u. Ya s**u yang enak ya. s**u padet,” ucap Devan sedikit ngawur saat dia melihat bongkahan kenyal di d**a Anna itu lagi. “Mau s**u anget apa s**u dingin, Pak?” tanya Anna dengan sedikit kekehan malu yang terdengar menggoda di telinga Devan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Revenge

read
31.5K
bc

Beautiful Pain

read
12.0K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
17.6K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
27.2K
bc

Oh, My Boss

read
384.1K
bc

The CEO's Little Wife

read
667.0K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
302.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook