Michelle menyipit, menatap punggung kecil yang menghilang di balik pintu. Ada perasaan tidak senang di hatinya. "Dia siapa?"
Jason membuka tas dari Lina. Sekilas, dia melihat logo yang sama dengan tas dari Michelle, barulah dia ingat jika kemarin sempat meminta Lina untuk membelikannya batik.
"Asistenku," jawabnya tanpa menatap Michelle.
Dia mengambil kemeja itu dan mengangkatnya. Bahannya mungkin tidak sebaik kemeja dari Michelle, tapi Jason lebih menyukai polanya.
"Kenapa dia membeli batik untukmu?" Michelle menekan emosinya, mencoba mempertahankan wajah cantiknya.
"Aku menyuruhnya kemarin."
"Lain kali, tidak perlu merepotkan orang lain. Aku bisa melakukannya untukmu. Lagi pula, orang yang akan menghadiri undangan itu adalah kita."
Jason melirik Michelle. Tatapannya datar tanpa
