DUMBY MO QI QI

1447 Words
Tidak butuh waktu lama untuk Mo Qi Qi mengetahui siapa senior tampan yang beberapa hari yang lalu itu berbicara untuk membelanya. Nama lengkapnya adalah Li Xue Ying, putra tunggal keluarga Li yang merupakan pemilik online market terbesar di China. Li Group menguasai hampir sebagian besar pasar daring di kawasan Asia, dan menempati posisi ketiga di benua biru. Xue Ying sendiri adalah mahasiswa jurusan bisnis tahun ke tiga, dia dua tingkat lebih tua dari Mo Qi Qi. Dia tampan, dan seorang idola. Sejak hari di mana Xue Ying berdiri untuk membela Mo Qi Qi itu terjadi, maka di hari itu juga Mo Qi Qi jatuh cinta pada Xue Ying. Itu adalah pertama kalinya Mo Qi Qi jatuh cinta pada seorang manusia. Selama 20 tahun ia terlahir ke dunia, ia hanya menghabiskan waktunya dengan tumpukan buku. Tak heran jika Mo Qi Qi sangat cerdas dan berwawasan luas. Mo Qi Qi hanya seorang fans tersembunyi Xue Ying. Ia bahkan hanya akan melihatnya dari kejauhan. Mo Qi Qi selalu merasa dirinya yang buruk rupa itu tidak pantas bahkan hanya untuk berdiri di samping Xue Ying. *Asrama wanita universitas Fudan* “Hari ini kau ada kuliah? Ini bahkan masih awal kita masuk kuliah, apa kau tidak berlebihan dengan membawa setumpuk buku itu?” Bao Ni berbicara dengan suara malas. Tubuhnya bahkan lebih malas dari ucapannya. Sejak satu jam yang lalu Mo Qi Qi sudah bangun dan bersiap-siap. Ia bahkan sudah membersihkan tempat tidurnya, mandi, dan bersiap untuk pergi ke perpustakaan. Sementara sahabatnya Lu Bao Ni masih enggan untuk bangun. Di kamar asrama itu keduanya tinggal, sejak kecil keduanya tidak pernah terpisahkan. Lu Bao Ni akan selalu ada untuk melindungi Mo Qi Qi, ia akan senantiasa membela Mo Qi Qi bahkan jika tubuhnya sangat mungil. Tubuh Lu Bao Ni tidaklah setinggi Mo Qi Qi, tapi ia sudah menjadi dewi kampus yang banyak diidolakan oleh para mahasiswa, bahkan dengan statusnya sebagai mahasiswa baru. “Aku harus mengambil beberapa referensi untuk mata kuliah. Bangunlah dan pergilah bersamaku.” Mo Qi Qi menarik Bao Ni dari tempat tidurnya. “Omelet dengan saus tomat, okay?” Bao Ni berbicara pada Mo Qi Qi, ia berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan dan memaksa Qi Qi memasak untuknya sementara ia mandi dan bersiap-siap. “Baiklah.” Qi Qi menyimpan kembali tumpukan bukunya dan ia berjalan ke arah dapur kecil di kamar mereka. Lu Bao Ni akhirnya selesai berdandan setelah 1 jam, Mo Qi Qi hampir meledak karena harus menunggu sahabatnya itu. Mo Qi Qi sendiri hanya memakai kemeja putih dan jeans panjang berwarna biru tua. Walau badannya yang indah, dengan tinggi badan bak model, itu sama sekali tidak berguna. Wajah Mo Qi Qi yang kusam, tanpa make up, rambut ikal yang diikat seperti surai singa, dan kaca mata besarnya itu membuat tampilannya begitu mengerikan. Apalagi ketika ia berjalan berdampingan dengan Lu Bao Ni yang terlihat sangat cantik dan feminin, orang-orang hanya akan mengira jika Lu Bao Ni telah memungut pengemis jelek di jalanan. Tatapan para mahasiswa sudah melayang ke arah keduanya bahkan ketika Mo Qi Qi dan Lu Bao Ni masih tertawa karena membicarakan suatu topik yang lucu. Mereka awalnya tidak peduli dan Lu Bao Ni masih bisa mentolerir bully-an terhadap Mo Qi Qi itu. Hingga tiba-tiba seorang mahasiswa datang dan menepuk pundak Lu Bao Ni, "Kawan, apa kau tidak malu berjalan bersama gadis itu? Lebih baik kau berjalan denganku. Bagaimana?" Lu Bao Ni sudah berusaha menahan dirinya, tapi kata-kata menyakitkan itu diucapkan di depan wajahnya sendiri. Dan yang lebih mengejutkan, Mo Qi Qi yang menjadi bahan hinaan mahasiswa itu tengah berdiri di sampingnya, dia diam seperti orang bodoh. Lengan Mo Qi Qi menarik lengan Bao Ni, ia berusaha untuk menghindari perkelahian. Tapi Lu Bao Ni sudah benar-benar kehabisan kesabaran, ia menggenggam tangan Mo Qi Qi dan berteriak dengan ganas pada mahasiswa sombong itu, "Kau bilang apa tadi?? Kau jangan berani-beraninya menghina sahabatku. Kau bahkan tidak setampan itu dan kau berani menghina orang lain!! Dasar tidak berguna. Minggir!!" Lu Bao Ni menarik Mo Qi Qi dan berjalan menjauh dari kerumunan. Mo Qi Qi memandang fitur wajah Bao Ni dari samping. Wajah itu mungil dan imut, tapi akan sangat menyeramkan jika sedang marah. Mo Qi Qi hanya bisa tersenyum, ia juga bersyukur karena memiliki sahabat seperti Bao Ni. Terkadang di waktu yang bersamaan, Mo Qi Qi merasa ia hanya akan menjadi beban bagi Bao Ni. Setiap kali ia berjalan di samping Bao Ni, Bao Ni pasti akan selalu dicibir dan akhirnya berakhir dengan percekcokan. Semua ledekan dan bully-an sudah diterima Mo Qi Qi sejak ia kecil, jadi ia sudah kebal. Tapi bagaimana dengan Lu Bao Ni? Ia selalu berdiri untuk membela Mo Qi Qi, dan Mo Qi Qi merasa dirinya tidak berguna untuk sahabatnya itu. Karena Lu Bao Ni adalah mahasiswa jurusan manajemen bisnis sementara Mo Qi Qi adalah mahasiswa jurusan design, keduanya harus berpisah. Mo Qi Qi berjalan menuju ruang kelasnya dengan wajah bahagia. "Mo Qi Qi, aku disini!!" Seorang laki-laki berteriak dari dalam kelas, ia melambai ke arah Mo Qi Qi. Semua mahasiswa menatap ke arah Mo Qi Qi. Mo Qi Qi masuk ke kelas dan berjalan ke arah laki-laki itu dengan ekspresi kaku. Dia adalah Mei Zuo, mahasiswa jurusan design yang baru saja dikenal Mo Qi Qi. Keduanya tidak sengaja berkenalan saat proses registrasi tempo hari. Mo Qi Qi sendiri bahkan sudah lupa pada Mei Zuo, tapi Mei Zuo masih mengingatnya. Sikapnya bahkan sangat ramah dan hangat. Wajahnya tidak jelek, ia bahkan cukup tampan, tapi tidak setampan Xue Ying. Entah apa karena Mei Zuo ini tidak memiliki teman lain atau tidak ada yang mau berteman dengannya, tapi ia sepertinya berniat untuk berteman dengan Mo Qi Qi. Setelah beberapa hari mengenal Mei Zuo, Mo Qi Qi akhirnya tau jika pemuda ini sangatlah konyol. Mereka bahkan baru beberapa hari kenal, tapi keduanya bahkan sudah seperti sahabat lama. Tidak hanya itu, Mei Zuo juga sudah mengenal Bao Ni. Keduanya berkenalan saat Mo Qi Qi tidak sengaja mengajak Bao Ni ke kantin untuk makan siang bersama, dan tanpa di sangka keduanya benar-benar cocok dan langsung akrab. Hari itu ketiganya berniat untuk makan siang bersama lagi. Di depan kantin kampus yang ramai itu, Mei Zuo berdiri dengan sikap angkuh namun konyol, “Hari ini, kalian bebas memesan apa saja. Aku yang traktir, kartu makanku ini tidak akan pernah kehabisan saldo. Ayo cepat.” “Maka aku tidak akan sungkan lagi.” Bao Ni menarik Mei Zuo untuk masuk ke kantin. Walau terkesan sombong dengan ucapannya itu, tapi Mei Zuo tidak pernah benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan itu. Mei Zuo sendiri bukanlah tuan muda dari keluarga biasa, ia adalah ahli waris agensi model terbesar di China. Walau tidak banyak orang yang mengetahui hal ini, tapi Mei Zuo sudah benar-benar mengatakannya pada Mo Qi Qi dan Bao Ni. Sejak awal perkenalannya dengan Mei Zuo, Mo Qi Qi sudah mengetahui kalau pemuda ini berasal dari keluarga kaya. Pakaian yang melekat di tubuhnya itu memang terlihat biasa, mungkin bisa dibeli di Taobao. Tapi jika memperhatikan dengan cermat, symbol designer ternama sekelas Chan*l, G*cci, Di*r, Balenci*ga, dan merk pakaian mahal lainnya pernah melekat di bajunya. Ketiganya sudah mengantre makanan di kantin. Kantin hari itu tampak sepi dan teratur, tapi secara tiba-tiba sesuatu terjadi. Kantin yang mulanya tenang, menjadi ramai. Mahasiswi bergerombol masuk ke kantin setelah pemuda di depan mereka, yang berjalan dengan wajah dinginnya itu masuk ke kantin. Secara alami itu adalah Xue Ying dan kelompoknya. Mereka bahkan terlihat seperti boyband Korea yang tengah syuting di kampus. Cahaya Xue Ying yang terang membuat mata Mi Qi Qi silau. Gadis bodoh itu diam dan termenung saat Xue Ying tiba-tiba berjalan ke arahnya. "Qi Qi, dia berjalan kesini.." MonQi Qinmendengar bisikan samar Bao Ni di telinganya, tapi ia mengabaikannya dan matanya masih menatap ke arah Xue Ying. Dan tanpa sadar, Xue Ying sudah ada di depan Mo Qi Qi. Tidak hanya Mo Qi Qi yang kaget, tapi semua mahasiswi yang bergerombol juga berteriak. Mo Qi Qi masih berdiri dan memasang wajah bodoh saat Xue Ying tersenyum padanya. Beruntung Bao Ni lekas tanggap dan buru-buru mencubit Mo Qi Qi. Mo Qi Qi akhirnya kembali ke dunianya, dan dengan wajah bodoh ia membalas senyuman Xue Ying. Tapi secara mengejutkan sikap Xue Ying menjadi aneh. Laki-laki tampan itu bahkan menelengkan kepalanya pada Mo Qi Qi. Mo Qi Qi hanya bisa berbicara dalam hati, “Apa yang dia lakukan? Aku tidak mengerti apa maksudnya..” "Permisi, aku mau mengambil nampan di belakangmu itu. Bisakah kau mundur sedikit.” Xue Ying akhirnya mengutarakan niatnya. "Ah..maaf,maafkan aku.." Mo Qi Qi segera berpindah dari tempatnya berdiri. Ia melirik ke belakang dan tentu saja ada tumpukan nampan di belakangnya. Tidak mungkin seorang Xue Ying datang ke kantin hanya untuk tersenyum padanya. Memangnya siapa Mo Qi Qi?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD