5. lima

1079 Words
Gerald membawa pulang Keyara dalam keadaan selamat. Di depan, Regan sudah menunggu dengan gelisah. Saat Gerald mengabari sudah membawa Keyara, Regan bergegas untuk pulang. Dengan muka lesu, Keyara keluar dari mobil. Berjalan melewati ayahnya yang sudah siap menyambut. "Ara!" teriak Regan mencoba memanggil putrinya. Namun, Keyara enggan menengok. Ia masih kesal dengan ayahnya. Terlebih, ia kesal dengan sepupunya, Felica. Ia tidak rela bila bonekanya diasuh manusia planet yang jahat. Dan terakhir, Gerald membentaknya. Membuat mood nya benar-benar hancur. "Sayang, jangan marah sama ayah ya. Ayah minta maaf." pinta Regan setelah berhasil menarik tangan anaknya. "Ayah gak maksud marahin kamu. Ayah cuma khawatir terjadi apa-apa." bujuk Regan. "Aku lagi males ayah, aku mau tidur." ucap Keyara. "Kamu belum sarapan kan? ayo sarapan dulu." bujuk Mika yang ikut nimbrung. "Bagaimana aku bisa makan kalau Lili di sana sedang bersama orang jahat." ucap Ara sebal. Gerald memijat pangkal hidungnya, sedangkan Regan dan Mika mengerutkan dahi bingung. Siapa Lili?" "Ara sebel sama Felica. Dia udah nyulik Lili aku." kesal Ara berbalik ingin pergi. "Tunggu! aku akan membawakan Lili untukmu. Tapi kamu harus makan dulu!" ucap Gerald tiba-tiba. Ucapan Gerald barusan membuat mata Keyara langsung berbinar. "Benarkah?" tanyanya bahagia. Gerald merutuki mulut sialannya yang lancang berbicara itu. Mau tak mau ia juga harus mengangguk. "Terimakasih kak Gerald!" ucap Ara antusias. Bahkan ia berjingkrak-jingkrak senang. Regan beradu pandang dengan Mika yang syarat akan kebingungan. "Om, tante, Gerald pamit dulu ya! mau ambilin bonekanya Ara yang tertinggal di rumah kakeknya." pamit Gerald sopan. "Jadi, Ara kabur di rumah papa Stevano?" tanya Regan yang di angguki Gerald. "Siapa Lili?" tanya Mika juga yang tak bisa berhenti penasaran. "Nanti kalian akan tahu." jawab Gerald menahan tawanya. Ara makan dengan tenang. Menikmati elusan tangan Ayahnya di puncak kepalanya. Tapi, sedari tadi bibirnya tak berhenti berkedut karena senang. Ia senang Gerald akan membawakan bonekanya lagi untuknya. Ara sudah tak sabar ingin memberitahu kabar bahagia ini pada Cika dan Lala. Tepat setelah makan, Gerald datang membawa boneka beruang yang cukup besar. Tentu saja Ara menyambut antusias dan mengucapkan banyak terimakasih. Gerald sendiri tidak tau mengapa ia melakukan ini. Sebelum pikirannya benar-benar di penuhi gadis itu, Gerald segera berpamitan pulang Tak lupa Regan mengucapkan terimakasih dan minta maaf karena tingkah kekanakan Keyara. Setelah melakukan vidio call dengan kedua sahabatnya. Ara berbaring di ranjang sambil memeluk Lili. Ia tak akan melepas Lili. Pangerannya lah yang telah membawa Lili padanya. Ara membuka ponselnya. Membuka galeri yang berisikan ratusan foto Gerald. Kekesalannya pada Gerald menguap seketika saat Gerald sudah membawakannya boneka. Ara berfikir keras, ia harus membalas jasa Gerald. Sampai sebuah ide terlintas di di kepala cantiknya. **** Sepulang sekolah, Ara, Cika dan Lala bergegas menuju Mall. Ara sudah heboh ingin membelikan ini itu untuk hadiah Gerald. Cika dan Lala juga sama antusiasnya. Mereka berdua senang mendapat kabar dari Ara kalau Gerald bersikap seperti pahlawan. Bahkan Cika tak menyangka kakak sepupunya bisa membantu Keyara mengambil Lili dari nenek jahat Felica. "Ini bagus, Ra!" pekik Lala histeris saat melihat kacamata hitam yang menurutnya bagus. "Ishh jangan. Kayak pak dukun pijat kalau Gerald pakai itu." ucap Cika tak setuju. "Ini bagaimana?" tanya Keyara memamerkan Topi hitam bergambar beruang. Cika dan Lala kompak menepuk jidatnya. "Oh ayolah Keyara ku sayang! kak Gerald itu pria dewasa yang sudah matang. Mana mungkin mau memakai topi seperti itu???" kesal Cika. "Yaudah kita beli jam tangan aja. Semoga kak Al suka." cetus Keyara tiba-tiba. Cika dan Lala mengangguk setuju. Setelah memilih hadiah untuk Gerald. Keyara dan Cika bergegas ke perusahaan Gerald. Sedangkan Lala sudah pulang dengan pacarnya. "Cik, aku kok gugub ya?" tanya Ara meremas tangan Cika. Tapi Cika menenangkannya. Setelah berbincang dengan recepsionis, Cika dan Keyara di persilahkan menuju ruangan Gerald. Tanpa mengetuk pintu, Cika masuk begitu saja. Menghentikan kesenangan dua manusia yang tengah b******u mesra. Mata Keyara berkaca-kaca. Kenapa dia harus melihat ini? Dan kenapa Gerald hobby memporak-porandakan hatinya?. Gerald mendorong bahu perempuan yang duduk di pangkuannya. Melihat mata Keyara yang berkaca-kaca membuat kerja jantungnya tak tentu. "Pergilah!" titah Gerald kepada Latina. Nama perempuan itu. "Tapi Al, kita harus fit-" "Aku bilang pergi!" desis Gerald lagi. Latina menghentak-hentakkan kakinya kesal. Keyara memperhatikan perempuan dewasa itu. Kulit mulus, rambut panjang, badan tinggi ramping dengan p******a dan b****g yang menonjol. Berbanding terbalik dengan Keyara yang kurus dan mungil. Hanya bagian pipinya lah yang menonjol. "Kenapa kalian kesini?" tanya Gerald membuyarkan lamunan Keyara dan Cika. Keyara tak tau harus mengucapkan apa. Ia meremas kotak kado yang sejak tadi ia bawa. Sedangkan Cika sudah menyenggol lengannya untuk segera bicara. Gerald menatap dua remaja yang saling senggol itu dengan curiga. Tak biasanya Cika mau datang ke kantor. Apalagi saat ini dengan Keyara. "A ... aku ingin memberi hadiah untuk Kak Gerald. Kemarin kan udah ngambilin boneka ku." ucap Keyara yang mati-matian menahan gugub. Tangannya menyerahkan kotak berlapis kertas kado motif bunga pink. Membuat Gerald malas hanya melihatnya saja. "Aku tidak butuh." jawab Gerald acuh. Ia berbalik menuju kursi kebesarannya. Jawaban Gerald membuat Ara menghentikan nafas beberapa detik. Apa salahnya dia memberi hadiah? "Oh iya, aku lupa. Maaf kak, kan kak Gerald uangnya banyak. Pasti bisa beli sendiri. Tapi, jangan di lihat dari harganya. Aku hanya ingin membalas kebaikan kak Gerald." oceh Keyara menyembunyikan raut kecewanya. "Sudahlah, pergi kalian. Aku tidak butuh apapun." acuh Gerald. Tok! tok! tok! "Masuk!" "Permisi Sir! Tuan Niko sudah datang." ucap Yogi setelah di persilahkan masuk. "Suruh dia masuk!" titah Gerald. Yogi mengangguk seketika. Matanya sedikit melirik ke arah Keyara. Tersenyum manis menyapa gadis itu. Semua itu tak luput dari pandangan Gerald. "Selamat siang!" sapa Niko setelah masuk. Matanya membulat sempurna saat melihat gadis pujaannya berada juga di sini. "Halo manis!" sapa Niko tersenyum manis menghadap Keyara. Cika menjerit histeris melihat Niko yang sangat tampan. "Hai juga kak." balas Keyara tersenyum malu. Gerald memalingkan wajahnya. Kenapa ruangannya jadi tempat tebar pesona? "Oh iya kak Niko. Aku punya sesuatu untuk kaka. Ini! semoga suka." ucap Keyara memberikan hadiah yang seharusnya untuk Gerald. Niko tersenyum dengan senang. Sedangkan Keyara dan Cika langsung melenggang pergi. "Cepatlah duduk, dan apa tujuanmu kemari!" desis Gerald yang jengah melihat lawan bisnisnya malah tersenyum seperti orang sinting sambil memandangi kado dari Keyara. "Maaf sir." jawab Niko berusaha bersikap formal. Setelah membahas beberapa hal, Gerald berdiri. Merebut kado dari tangan Niko. "Pergilah, urusan kita sudah selesai." titah Gerald tegas. "Tapi itu punya-" "Ini dari adikku untukku. Jadi pergilah!" perintah Gerald tegas. Niko keluar ruangan dengan perasaan dongkol. Untung saja dia bukan orang pendendam. Jadi, dia tidak merasa di rendahkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD