6. Enam

1062 Words
Seminggu telah berlalu, dan Keyara masih uring-uringan tak jelas. Mengingat Gerald menolak hadiah darinya membuat dia kesal sekaligus, menjatuhkan harga dirinya. Keyara yang memiliki keangkuhan yang tinggi patut membalas semua perbuatan Gerald. Walaupun, saat Gerald berkunjung ke rumahnya, ia masih diam-diam memotret pria itu. Siapa sih yang menolak pesona pria workaholic itu. "Keen, Kris, Keyara ayo makan dulu!" teriak Mika dari dapur. Ketiga K yang sedang asik main game itu langsung berdiri. Kalau soal makan, mereka bertiga memang jago. Gerald yang baru keluar dari ruang Meeting di rumah Regan, pun menggelengkan kepala pelan. Mengenyahkan fikiran kotor yang terus menghantuinya. "Ayo ikut makan, nak!" ajak Regan yang di angguki Gerald. Di kursi makannya, Keyara terus bergerak gelisah. Sumpah demi apapun, ia ingin memotret Gerald sekarang juga. Gerald lebih tampan memakai kaos putih polos dengan celana levis selutut. Membuat tampilan pria itu tampak lebih muda. "Eh ngapain sih kayak cacing kepanasan?" tanya Kris yang bosan melihat tingkah konyol adiknya. Sontak semua mata menatap Keyara. Keyara memelototkan matanya pada Kris. "Keen, kenapa kamu kesini sendiri? dimana istrimu?" tanya Regan sembari menunggu istrinya menyiapkan lauk. Keenan tersenyum manis. Mengingat istrinya membuat ia bahagia. "Ayesa lagi di rumah yah. Gak enak badan, kasihan mau aku ajak kesini." jawab Keenan. Keenan memang sudah menikah sekitar dua bulan lalu. Dengan teman masa kecilnya, Ayesa. "Kakak gimana sih. Harusnya kakak temenin istri kakak dong. Kan kasihan di rumah sendiri. Kalau ada pocong gimana?" tanya Keyara bergidik ngeri. "Sekalian biar di kelonin!" celetuk Kris. "Udah, makan makanan kamu!" titah Keen yang mulai tidak suka dengan pembahasan yang absurd. Beberapa kali, Keyara melirik Gerald yang enggan menatapnya. Keyara menendang kaki Kris pelan. "Kak, pinjem hp nya dong!" bisik Keyara setelah Kris meliriknya. "Buat apa? nanti ayah ngamuk kita mainan hp saat makan." bisik Kris lirih. Takut di dengar ayahnya yang galak. "Enggak enggak, cepetan dong!" ucap Keyara tak sabar. "Kris, Keyara! makan dengan benar!" tegur Regan membuat Keyara mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi, rupanya ia tak menyerah, ia menendang lagi kaki kakaknya. "Cepetan kak! keburu ayah tau!" bisik Keyara. Dengan menghela nafas, Kris memberikan hpnya. Ia berdoa semoga ayahnya tidak tau. Kalau sampai tau sudah pasti hp nya akan di banting. Keyara mengambil potret Gerald dengan hati-hati. Berharap ayah bundanya tidak tau. Hp Kris ia selipkan di gelas yang berisi s**u. Sudah banyak gambar yang ia ambil diam diam. Bukannya Gerald tidak tau. Bahkan ia tau jelas kalau gadis di seberangnya telah memfotonya. Tapi ia diam, biar saja asal Keyara bahagia. Setelah puas mendapat foto Gerald. Tanpa menghabiskan makanannya, Keyara bergegas pergi. Tujuannya saat ini cuma satu. Mengirim semua foto ke ponselnya. ******* Gerald menatap jengah Latina yang tengah merangkul lengannya dengan manja. Saat ini dia tengah berada di apartemen perempuan itu. Perempuan yang akan di nikahinya dalam waktu dekat. Entah mimpi apa hingga dia harus menikahi perempuan yang ia pungut dari Club malam. "Aku mau gaun yang mewah. Yang ada mutiaranya. Pasti bagus.", ucap Latina yang di balas deheman oleh Gerald. Merasa tak puas dengan jawaban Gerald. Latina beringsut duduk di pangkuan calon suaminya itu. Dengan wajah yang merah padam. Gerald membalik tubuh Latina berada hingga di bawahnya. "Apa kau lupa peraturanku?" desis Gerald dengan suara tertahan. Latina sudah gugub. Ia melupakan sesuatu yang tak di sukai Gerald. "Aku tidak suka di sentuh, dan aku tidak suka di kendalikan!" ucap Gerald menatap tajam manik Latina. "Tahan tangan mu. Jangan sampai menyentuh tubuhku. Atau kau akan tau akibatnya!" desis Gerald saat Latina ingin mengalungkan tangannya di leher Gerald. Mau tak mau, Latina menghentikan gerakan tangannya. ****** Gerald merenung di kamar mandi rumahnya. Emosinya memuncak kala mengingat pernikahannya sudah dalam waktu dekat. Undangan juga sudah tersebar. Tapi, hatinya masih tidak bisa di luluhkan. Terlebih ia harus menikahi wanita yang sama sekali tidak di sukainya. Bahkan Gerald sangat jijik mendengar suara desahan wanita itu. Bagi Gerald, hubungan keduanya hanya sebatas partner s*x, tidak lebih. "Hai cantik!" sapa Niko di depan gerbang sekolah Keyara. Cika dan Lala memekik histeris melihat Niko. Wajah yang murah senyum dengan gigi gingsul membuat pria itu tampak lebih tampan. "Kak Niko kok ada disini?" tanya Keyara bingung. "Mau menjemputmu!" jawab Niko tak lupa dengan senyumnya. "Kenapa menjemputku?" "Ayah dan kakakmu tidak bisa menjemput. Kebetulan aku tidak sibuk. Ya jadilah aku jemput." "Kok bisa kenal sama ayah?" Niko mencubit pipi Keyara gemas. Gadis itu sangat cerewet. "Siapa yang gak kenal sama Om Regan? aku baru saja meeting dengan beliau." jelas Niko yang membuat Keyara mengangguk-anggukan kepalanya. "Ayo masuk!" ajak Niko. "Cika, Lala aku balik dulu ya! kalian hati-hati dijalan!" pamit Keyara pada kedua sahabatnya. Keyara memasuki mobil tanpa menaruh curiga apapun. Gadis polos yang menjerumus sedikit bodoh. Sama sekali tak takut dengan orang asing. Sama sekali tak takut bila Niko berbohong. Niko membelokkan mobilnya sebuah restoran mewah. Dan Keyara sangat senang, mengingat dia juga sangat lapar. Niko dan Keyara berjalan berdampingan memasuki Resto. Tanpa tau sedari tadi ada sepasang mata yang syarat akan amarah. "Mau pesan apa, manis?" tanya Niko setelah menggeret kursi untuk di duduki Keyara. "Jus alpukat sama ayam geprek aja, kak. Jus alpukatnya dua gelas tapi," jawab Keyara dengan cengirannya. Niko sungguh gemas ingin mencubit pipi gembul Keyara. Keyara terus berceloteh ria. Menceritakan semua hal yang terjadi di sekolah. Mulai dari dia belajar, dimarahin guru sampai dia di tinggal Cika dan Lala di kamar mandi. Beberapa kali Niko tertawa mendengar celotehan konyol gadis di sampingnya itu. "Uhhh sebel banget tau kak," ujar Keyara mengerucutkan bibirnya kesal. Keyara sedang bercerita saat Cika meninggalkannya di kamar mandi. "Ekhhem!" dehem seseorang yang mengganggu aktifitas bercerita Keyara. Keyara membulatkan matanya melihat Gerald dan seorang wanita cantik, Latina. "Boleh gabung?" tanya Gerald menatap Niko dan Keyara bergantian. Niko mengangguk. Sedangkan Keyara menunduk dengan memilin-milin bajunya. "Lanjutkan cerita kalian, kami tidak akan mengganggu." ucap Gerald dengan santai. Keyara memalingkan wajahnya. Tentu saja ia cemburu melihat Gerald dengan wanita lain. Yang pantas bersanding dengan Gerald hanya dirinya. Bukan wanita lain. Mati-matian Keyara menahan tangannya agar tak menjambak Latina yang tengah mengusap lengan Gerald dengan manja. "Bagaimana kalau setelah ini kita ke mall?" tanya Niko yang di sambut antusias oleh Keyara. "Tapi belikan ya kak? aku gak punya uang," cengir Keyara. "Ass you wish baby." jawab Niko enteng. Gerald meredam amarahnya dengan menekan tangan Latina kuat. Membuat Latina ingin memekik kesakitan. Latina tau, Gerald tak pernah mencintainya. Dan bisa Latina tangkap, kalau Gerald menyukai gadis kecil yang ada di depannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD