Kimberly menatap benda yang ada Ditangannya, kenapa benda seperti ini ada di tempat yang tidak seharusnya dan milik siapa, fikiran Kimberly menerka nerka, apa yang harus ia lakukan dengan benda itu, jika dikembalikan pada pemiliknya ia tidak tahu siapa pemiliknya, jika ia berikan pada pihak apartemen belum tentu akan dikembalikan pada pemiliknya, ia kemudian memutuskan menyimpannya dulu, pemiliknya pasti akan mencari benda itu.
Kimberly berdiri dari duduknya, ia berjalan mondar mandir dalam kamarnya.
"Who is he?, why I feel that its not accidental?" gumam Kimberly. Ia masih memikirkan tentang dosennya yang pernah ia lihat mengawasinya, ia merasa ada yang mencurigakan pada pria paruh baya itu.
Kepalanya pusing memikirkan hal itu, ia kemudian berencana ingin keluar menghirup udara segar, ia putuskan pergi ke mall terdekat dari apartemen, ia hanya berjalan kaki dari apartemen karena jaraknya hanya 10 menit dengan jalan kaki, ia segera naik eskalator dan naik ke lantai dua, Kimberly berkeliling mall untuk menyegarkan fikiran namun fikirannya masih kalut memikirkan siapa sebenarnya dosennya itu. Kimberly berdiri di ujung gedung mall, ia bisa melihat jalanan didepan mall, ada yang menarik perhatiannya disana, diseberang mall ia melihat dua orang ibu sedang asyik bercakap cakap tanpa memperdulikan kedua anak mereka yang masih kecil, anak anak itu berlarian kesana kemari membuat Kimberly khawatir, ia masih mengawasi kedua anak itu yang akan berlari kejalanan, ia bingung apa yang harus ia lakukan, ia tidak mungkin menggunakan kekuatannya lagi kali ini, itu akan membahayakan dirinya, namun ia berfikir kembali lebih baik ia yang dalam bahaya dari pada kedua anak itu celaka. Kimberly kemudian berkonsentrasi penuh dan sekejab ia sudah berada di sebelah anak itu yang sudah ada di tengah jalan, ia akan menarik dua anak itu namun ia menyadari semuanya berhenti, tidak ada yang bergerak, orang, kendaraan bahkan angin. Hanya dirinya saja yang kebingungan melihat semua diam di tempatnya tak bergerak, mata Kimberly terbelalak melihat pria yang adalah dosennya berjalan mendekat ke arahnya.
"Sudah kuduga kamu akan mnggunakan kekuatan kamu untuk menolong anak anak ini"
"Who are you?, what this?" Kimberly menunjuk semua orang yang diam disekitarnya.
"Itu akan aku jelaskan nanti, tapi kamu harus kembali ke tempatmu semula, orang di dekatmu akan shock saat tahu kamu hilang begitu saja"
"Okay, but.. "
"Aku tunggu di resto itu, akan aku kembalikan waktu saat kamu sudah kembali ke tempat kamu semula"
"Tapi anak anak ini?" tanya Kimberly menunjuk dua anak yang ada Ditangannya.
"Tempatkan disebelah ibunya"
Tanpa banyak kata Kimberly menggendong 2 anak itu dan meletakkannya di dekat ibu mereka, ia pun dalam sekejab mata kembali ketempatnya semula, sepersekian detik pula ia semua orang sudah kembali bergerak. Dengan bergegas Kimberly melangkah keluar dari mall dan menuju resto yang ditunjukkan oleh dosennya tadi, Kimberly yakin dosennya itu adalah juga white witched seperti dirinya atau mungkin black witched?, tapi Kimberly sanksi jika dosennya itu black witched dilihat dari caranya memperingatkannya.
Kimberly memasuki resto yang ditunjuk oleh dosennya tadi, dan Kimberly melihat pria itu disudut resto, dengan langkah gamang Kimberly mendekati dosennya itu, sesampainya di depan meja yang diduduki dosennya itu, Kimberly hanya diam.
"Duduk...."
Dengan ragu Kimberly duduk di hadapan dosennya itu, mr. John Michall.
"Who are you?, how do you know about my power?"
"Apa sulit bagimu bicara bahasa Indonesia disini, negara ayahmu"
Kimberly tersentak mendengar ucapan mr. John, bagaimana dosennya itu tahu silsilahnya.
"Bagaimana anda tahu hal itu?, saya bahkan tidak mengenal anda kecuali karena anda dosen saya. Kenapa anda mengawasi saya dan papa saya di resto waktu itu?"
"Itu karena kamu ceroboh menggunakan kekuatan kamu, hal ini membuat black witched tahu jika keturunan Isla Moray memiliki kekuatan sama dengan ibunya"
"Anda mengenal mama saya?"
"Kami ada dalam satu perkumpulan white witched di Scotland, dia tidak pernah bercerita jika kamu juga memiliki kekuatan witched seperti dia, dia malah mengatakan kamu tidak memiliki kekuatan apa apa. Sejak kapan kamu memiliki kekuatan teleportasi dan menyembuhkan?"
"Sejak kecil, tapi kenapa mama tidak pernah mengatakan jika dia ada dalam perkumpulan white witched?"
"Mungkin karena ia tidak ingin kamu dalam bahaya, black witched selalu mencari white witched untuk diambil kekuatannya, dan Isla pernah memintaku jadi pelindungmu, jadi aku telusuri semua yang kamu dan papamu lakukan"
"Saya tahu semua tidak kebetulan" gumam Kimberly.
"Aku minta kamu jangan terlalu sering menggunakan kekuatanmu, itu akan mengundang black witched mencarimu"
"Saya tidak bisa diam saja saat melihat orang lain akan celaka"
"Kamu sama persis dengan mamamu, suka menolong, tapi usahakan jangan terlalu mencolok, dan mulai sekarang aku akan jadi your whitelighter"
"Pelindungku, kenapa?"
"Karena itu permintaan ibumu, ia mungkin merasa waktunya sudah tidak akan lama lagi sehingga memintaku menjadi your whitelighter"
"Baiklah... Apa yang harus saya lakukan sekarang?"
"Selalu waspada dengan orang baru, kita tidak tahu orang itu black witched"
"Apa tidak ada cara mengenali black witched?"
"Tidak ada, dia sama dengan kita, dengan manusia biasa lainnya, seperti yang aku bilang sebisa mungkin jangan menggunakan kekuatanmu agar tidak mengundang black witched mendekat"
"Baiklah mr. John, mmm.... Where are you lived?"
"Di gedung apartemen yang berseberangan dengan apartemen kamu sehingga aku bisa melindungi kamu"
"Apa aku bisa bertanya sesuatu ?"
"Tentu Kim"
"Benarkah mamaku meninggal karena kalah menghadapi black witched?, atau karena ia melindungi seseorang?"
Mr. John terkejut dengan pertanyaan tiba tiba Kimberly, ia tak menyangka jika akan mendapatkan pertanyaan itu, mr. John bingung harus menjawab apa karena apa yang dikatakan Kimberly tidak salah, Isla tidak meninggal saat melawan black witched tapi melindungi dia dari serangan black witched yang akan mengambil kekuatannya.
"Kenapa kamu berfikir seperti itu Kim?"
"I don't know, my heart telling me"
"I'm sorry Kim, its my fault" ucap mr. John pelan, wajahnya menunjukkan penyesalan. Kimberly menatap dosennya itu dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Mamanya meninggal karena melindungi mr. John.
"Aku berhutang nyawa pada Isla, dan aku akan melindungi kamu Kim sesuai permintaan terakhirnya, kamu boleh marah, boleh pukul saya atau apa saja"
Kimberly menatap nanar pada mr. John, walau ia sudah menyangka tak pelak ia juga terkejut. Ia menggeleng kuat, kemudian berlari pergi meninggalkan resto, air matanya sudah luruh tak tertahankan. Kesedihannya datang lagi tak terelakkan, ia berlari menuju apartemen yang memang tak jauh dari sana, Kimberly terburu buru masuk dalam lift yang kosong, ia terduduk dalam lift dan terisak, kenangan bersama mamanya kembali berkelebat di matanya.
"Ma.... Why you Sacrifice for someone else and leave me?" gumam Kimberly disela isak tangisnya. Lift terus naik namun Kimberly lupa menekan tombol lantai apartemennya hingga ia sampai di rooftop, ia terkejut saat sampai di rooftop namun ia malah segera keluar dari lift sebelum pintu lift tertutup.
Rooftop tampak sepi, mungkin di Indonesia tidak dimanfaatkan dengan baik bathin Kimberly, padahal di Scotland akan jadi tempat usaha yang menjanjikan, tapi bagus juga jika tempat ini sepi karena Kimberly suka belajar di tempat terbuka seperti ini, tidak dalam kamar saja, Kimberly menyusuri rooftop, ada beberapa bangku untuk duduk disana yang berarti rooftop ini juga sudah dimanfaatkan walau belum maksimal. Kimberly menghapus sisa sisa air matanya, kemudian melangkah menuju ujung tempok apartemen yang hanya sebatas perutnya, ia bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari sana, ia menghela nafas, masih ada beban berat dihatinya mengingat pembicaraannya dengan mr. John beberapa waktu lalu, dadanya kembali sesak, matanya kembali panas, kakinya lemas dan Kimberly pun kembali menangis, ia bukan gadis yang cengeng namun jika mengingat mamanya ia menjadi sangat lemah dan cengeng.
Kimberly memegang dadanya yang terasa sesak, nafasnya tersengal seperti tercekik.
"Kamu baik baik saja?"
Suara seseorang mengejutkan Kimberly, ia segera mengangkat kepalanya, matanya membola melihat seseorang yang ia hindari. Dokter yang ia tabrak tempo hari, ia hanya diam menatap Reynand yang berdiri di depannya.
"Are you okay?, sepertinya kamu kurang sehat?" tanya Reynand lagi melihat Kimberly kesakitan dan memegang dadanya.
"I'm Okay" jawab Kimberly singkat, ia menghapus air matanya kemudian berdiri, ia berjalan pergi meninggalkan Reynand namun baru beberapa langkah tubuhnya limbung dan tak sadarkan diri, untungnya Reynand menangkap tubuh Kimberly.
Reynand sedang duduk di bangku rooftop ujung saat Kimberly menyusuri rooftop, ia memikirkan nasib hubungannya dengan Valeria, ia mencintai gadis itu namun ia kecewa dengan prinsip Valeria, ia ingin coba bicara lagi pada Valeria jika memang Valeria menolak untuk menikah apa boleh buat lebih baik mereka putus. Keluarga Reynand sudah menanyakan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Valeria, ia tahu mama dan papanya sudah sangat ingin dirinya menikah di usianya yang hampir kepala 3, walau ia hidup terpisah dengan kedua orangtuanya yang tinggal di luar negeri karena tuntutan tugas sebagai diplomat, tapi tetap saja mamanya menelpon Reynand setiap hari dan menanyakan tentang hubungannya dengan Valeria.
Rooftop ini adalah tempat favoritnya, apalagi dimalam hari, Reynand suka menyendiri ditempat ini melihat bintang bintang bertebaran di langit Jakarta.
Reynand segera membopong tubuh Kimberly yang pingsan turun ke unit apartemennya, ia tidak tahu di lantai berapa gadis yang ia bopong itu terpaksa ia bawa ke unit apartemennya di lantai 30.
Lynagabrielangga