Kimberly mengambil ponsel di kantongnya, ia berencana menghubungi papanya dan meminta bantuan namun ponselnya no signal. Valeria dan perkumpulannya masih berkegiatan di sekitar sana, disana ada rumah kayu yang mungkin adalah tempat dimana mereka berkumpul untuk melakukan ritual.
Kimberly duduk dan bersandar di pohon, ia memikirkan cara untuk membebaskan Reynand, ia harus mencari akal tapi apa, ia juga bingung. Tapi jika ia diam saja hingga malam akan semakin sulit melarikan diri, karena yang ia lihat banyak penjaga bertubuh besar.
Dengan mengendap endap Kimberly mendekati pohon dimana Reynand diikat, perlahan ia berlutut di sisi belakang pohon dan mencoba melepaskan ikatan Reynand namun sulit karena ikatannya terlalu kuat, Reynand yang merasa ada seseorang dibelakangnya segera bereaksi.
"Siapa kamu?, apa yang akan kamu lakukan"
"Diam kalau kamu mau lepas" ucap Kimberly perlahan.
Merasa ada yang akan menolongnya Reynand diam dan berfikir siapa yang berniat menolongnya, apakah salah satu anggota perkumpulan pimpinan Valeria atau orang lain. Setelah lama berusaha membuka ikatan itu akhirnya Kimberly berhasil namun keberadaannya diketahui anggota perkumpulan.
"Hei siapa itu??!!" pekik pengikut Valeria saat melihat Kimberly, Untungnya ikatan Reynand sudah terbuka, Kimberly segera menarik tangan Reynand untuk berlari.
"Kamu??!!, bagaimana kamu bisa ada di tempat ini?"
"Sepertinya bukan saat yang tepat bertanya seperti itu" jawab Kimberly masih terus berlari diikuti Reynand, Untungnya Reynand juga hobby olahraga lari jadi tak ada masalah jika ia berlari.
Reynand menoleh ke belakang, 5 orang pria mengejar mereka, dan mereka membawa senjata tajam, Reynand yakin jika mereka tertangkap mereka tidak akan diampuni. Kimberly sudah mulai kelelahan dan berhenti, nafasnya memburu.
"Ayo Kim kita harus lari"
"Im tired" jawab Kimberly terengah.
Pengikut Valeria makin mendekat, Reynand menarik tangan Kimberly untuk berlari, mereka kembali berlari hingga kaki Kimberly terantuk akar pohon dan terjerembab jatuh.
"Ouch.... "
Reynand terkejut saat mendengar teriakan Kimberly, ia membantu Kimberly berdiri namun mereka sudah terkepung oleh pengikut Valeria.
"Kalian mau lari kemana?" kata salah seorang pria itu.
"Kalian sudah terkepung, dan mungkin detik ini adalah akhir kalian menghirup udara"
2 orang itu mengangkat Parang yang merek pegang dan akan menyabetkan pada Kimberly dan Reynand. Menyadari bahaya mengancam Kimberly memejamkan mata dan tak lupa memegang tangan Reynand, Kimberly mengucapkan mantera.
"Premaknjeno mesto"
Kedua orang itu terkejut karena mereka menyabet tempat kosong, Kimberly dan Reynand menghilang. Mereka mengedarkan pandangan ke seluruh arah namun tak mereka lihat kedua buruan mereka.
Ditempat lain, sisi hutan yang lain, Kimberly dan Reynand tiba tiba berada di tepi hutan yang juga jalan raya, Kimberly masih terengah, sedangkan Reynand sangat terkejut melihat dimana mereka sekarang, untuk sesaat tadi tubuhnya seperti terlempar. Reynand mengedarkan pandangannya keseluruh arah, mereka berpindah tempat, Reynand melihat Kimberly yang dalam keadaan lemah, Reynand berlutut.
"Kamu tidak apa apa?"
"I'm okay" jawab Kimberly kemudian berdiri namun tubuhnya terhuyung dan kemudian pingsan, untungnya Reynand menangkap tubuhnya agar tubuhnya tidak terjatuh. Untungnya tak lama kemudian ada mobil yang lewat, Reynand meminta tumpangan menuju klinik setempat.
~~~
~~~
Reynand menatap wajah pucat Kimberly yang terpejam, ia masih bingung bagaimana caranya mereka meloloskan diri dari pengikut Valeria dengan berpindah tempat dalam sekejap mata. Ia yakin saat itu Kimberly yang menyembuhkan pak Arsyad walau ia tak tahu bagaimana caranya, tapi apakah hal semacam itu masih ada di jaman modern seperti ini, tanda tanya besar masih ada dalam benak Reynand.
Kejadian dihutan itu berkelebat lagi dimatanya, ia tak percaya dan tak habis fikir jika Valeria melakukan hal yang diluar nalar, hanya karena ingin awet muda dan immortal. Bagaimanapun juga ia dan Valeria bertahun tahun menjalin hubungan dan ia mencintai gadis itu, menyadari kenyataan jika Valeria memang tidak ingin menikah dan hanya memanfaatkan dirinya saja membuat hati Reynand sakit dan sedih. 8 tahun hubungan mereka tak berarti lagi kini, hanya rasa penyesalan kenapa ia mengenal gadis seperti Valeria dan mencintainya.
Reynand melihat Kimberly mulai bergerak dan membuka mata, ia lega Kimberly sudah sadar. Dari pemeriksaan dokter klinik Kimberly hanya kelelahan saja sehingga ia pingsan tapi Reynand yakin bukan hanya itu.
"Kamu baik baik saja?"
Kimberly mengangguk lemah, ia mencoba bangun dan duduk, Reynand pun membantu Kimberly bangun dan menyandarkan tubuh gadis itu di ujung brankar. Reynand mengambil s**u yang sudah ia beli dan memberikannya pada Kimberly, dengan ragu Kimberly menerima s**u kotak itu dan meminumnya sampai habis. Hal ini memang biasa ia lakukan jika ia kehabisan tenaga saat menggunakan kekuatannya, Kimberly heran bagaimana Reynand tahu hal itu. Kimberly melihat meja samping brankar seperti mencari sesuatu namun sepertinya yang ia cari tidak ada disana.
"Apa yang kamu cari?"
"My phone" Kimberly memegang kantong celananya.
"Ada?"
Kimberly menggeleng.
"Mungkin jatuh saat di hutan, sebenarnya apa yang terjadi kenapa kita.... "
"Sorry, bisakah aku pinjam ponsel kamu, aku mau menghubungi papa"
Reynand tak melanjutkan kalimatnya karena dipotong oleh Kimberly. Reynand mengeluarkan ponsel dari kantong jaketnya dan memberikan pada Kimberly. Kimberly segera mendial nomor pak Radit yang pasti sedang khawatir karena dia tiba tiba menghilang ponselnya juga hilang, terdengar nada sambung beberapa kali namun tak dijawab oleh pak Radit. Kimberly mengerti mungkin karena ia memakai nomor asing tapi bukannya pak Radit sudah mengenal Reynand.
"Halo.... Ada apa Reynand?" jawab pak Radit diujung sana, Kimberly sedikit terkejut karena ternyata pak Radit sudah menyimpan nomor Reynand.
"Pa.. Its me"
"Oh my God Kim... Kamu kemana?, papa bingung mencarimu, papa khawatir sama kamu, dan kenapa ponselmu sulit dihubungi, lalu kau memakai ponsel Reynand?"
"Its long story pa, tapi papa jangan khawatir, aku baik baik saja, dokter Reynand menolong aku"
"Baiklah papa akan segera pulang setelah acara selesai"
"Ok pa, see you then" Kimberly mengakhiri sambungan teleponnya dengan pak Radit dan mengembalikan ponselnya pada Reynand.
"Thank you"
"Bagaimana perasaan kamu?, sudah lebih baik, kamu boleh pulang jika sudah tidak lemas lagi"
"Aku lebih baik"
"Baiklah ayo kita pulang"
~~~
~~~
Reynand membantu Kimberly duduk di sofa apartemennya, pak Radit belum pulang, Untungnya Reynand sudah mengenal manajemen apartemen sehingga bisa meminta petugas membuka pintu apartemen Kimberly karena ia tak membawa kartu akses.
"Dapurnya sebelah sana kan?" Reynand menunjuk satu arah.
"Iya, why?"
Reynand tak menjawab, ia melangkah menuju dapur dan tak lama keluar membawa sandwich dan segelas s**u.
"Kamu harus makan ini dan minum s**u juga untuk memulihkan tenagamu"
Kimberly menerima sandwich dan s**u dari Reynand dan memakannya sampai habis juga meminum s**u lagi.
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Apa?"
"Apakah kamu punya kekuatan?, maksudku.... Bagaimana aku memulainya.... Tentang yang dihutan itu aku masih belum memahaminya"
"Itu.... Aku.... "
"Kim..... Syukurlah kamu sudah pulang sayang" pak Radit bergegas melangkah mendekati Kimberly dan memeluknya erat, ia kemudian duduk di samping Kimberly.
"Terima kasih Reynand sudah menolong Kim, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya pak Radit.
"Saat itu.... "
"Pa... Aku mau istirahat" potong Kimberly, ia tak ingin membahas semua dengan adanya Reynand disini, lebih sedikit yang tahu akan lebih baik.
Reynand tahu Kimberly tak mau bicara soal itu dan ia mengerti.
"Kalau begitu saya pulang dulu om Radit"
"Baiklah Reyn, terima kasih sudah menolong Kimberly"
"Sama sama"
Reynand pamit pada pak Radit sedangkan pak Radit mengantarkan Kimberly masuk dalam kamar, pak Radit membantu Kimberly duduk bersandar di kepala ranjang, sedangkan pak Radit duduk di tepian ranjang.
"Sebenarnya ada apa Kim, seperti ada yang kamu sembunyikan?"
Kimberly menghela nafas.
"I did it again pa" jawab Kimberly dengan wajah sayu dan masih terlihat pucat.
"What you did honey?"
"Aku menggunakan kekuatanku, oleh karena itu aku kehabisan energi dan pingsan."
Pak Radit menatap Kimberly dan membelai rambut putri tunggalnya itu.
"Papa yakin kamu tidak melakukan itu karena hal kecil, pasti ada hal besar dibalik itu kan?"
"Papa benar, saat di villa ada hal mencurigakan di hutan dan Kim mengikutinya, ada ritual aneh pa dan mereka menangkap dokter Reynand."
"Reynand?, bagaimana ia bisa ada disana?"
"I don't know anda I don't ask him, tapi yang aku lihat adalah wanita pimpinan dari perkumpulan itu adalah pacar dokter Reynand"
"Go on... "
"mereka kemudian mengikat dokter Reynand dan akan menghabisinya, saat aku coba melepaskan ikatan dokter Reynand mereka tahu dan mengejar kami, terpaksa aku menggunakan kekuatanku pa"
Pak Radit menghela nafas panjang.
"Itu sudah terjadi Kim, semoga para black witched tidak tahu keberadaan kamu sayang"
"I hope so"
"Baiklah, kamu istirahat sekarang"
Pak Radit keluar dari kamar Kimberly, Kimberly yang seharusnya istirahat malah resah, Reynand pasti akan bertanya padanya nanti soal teleportasi yang ia lakukan dan ia harus siap dengan sebuah jawaban.
Keesokan harinya pak Radit melarang Kimberly kuliah karena melihat Kimberly belum benar benar sehat, Kimberly menuruti keinginan papanya, setelah sarapan dan papanya berangkat bekerja Kimberly duduk santai menonton televisi. Ia bosan hanya menonton tv saja di apartemen, ia ingin keluar mencari udara segar namun tubuhnya masih terasa lemah, memang saat ia menggunakan kekuatan teleportasi ia akan sangat lemah dan energinya terkuras.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, perut Kimberly juga mulai lapar, ia beranjak dari sofa dan menuju dapur akan memasak makan siang, ia ingin memasak spaghetti instan saja yang Praktis, tapi ternyata stok makanan tidak ada, dan memang waktunya belanja keperluan bulanan. Ia menghela nafas, tidak mungkin dalam kondisi lemah seperti ini Kimberly belanja di supermarket walau letaknya di komplek yang sama dengan apartemennya. Ia ingin delivery order makanan tapi ia tidak tahu aplikasi apa saja yang aktif di Indonesia, akhirnya ia kembali ke ruang tamu dan duduk kembali di sofa.
Bel pintu apartemen berbunyi, Kimberly berfikir itu adalah pak Radit, namun tak mungkin karena ini jam makan siang dan tak mungkin pak Radit pulang, tapi Kimberly rasa papanya pulang karena mengantar makan siang untuknya. Ia tersenyum senang apalagi ia sudah lapar, ia bergegas menuju pintu dan membukanya namun ia terkejut mendapati bukan pak Radit yang datang namun Reynand.
"Dokter Reynand?!!" pekik Kimberly tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Lynagabrielangga