“Karena kamu kandidat yang paling aman sejauh ini.” “What?” Mataku terbuka sepenuhnya ketika Argio dengan entengnya menjawab pertanyaanku soal alasan mengapa harus aku yang menjadi pengantin penggantinya. “Jangan tersinggung, itu justru pujian.” “Saya nggak merasa kalimat kamu barusan itu sebuah pujian.” Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Argio. Kalau ini soal bayaran, jelas dia bisa membayar orang lain untuk melakukan ini dibanding aku. Aku di sini hanya bekerja untuk menjadi wedding plannernya, bukan untuk menjadi pengantin cadangannya. “Karena kamu kerja di sini dan kita sering ketemu, bahkan sebelum kamu kerja di sini. Itu bisa jadi alibi ke orang-orang.” “Alibi ke siapa? Yang tahu siapa jati diri calon kamu itu cuma pegawai-pegawai kamu dan beberapa orang yang terlibat