"Morning istri–idih, ngapain lo pagi-pagi udah di rumah penganten baru, Bar?" Argio yang baru saja keluar dari kamar kami setelah mandi dan bersiap-siap untuk ke kantor berseru saat menemukanku sedang bersama Akbar di meja makan. "Nggak lihat gue lagi ngapain?" Akbar bertanya cuek sambil melanjutkan menyuap nasi goreng di piringnya. Nasi goreng itu memang kumasak untuk sarapan aku dan Argio pagi itu sebelum kemudian Akbar datang untuk menjemput Argio dan aku pun menawarinya. "Iya itu. Ngapain lo makan masakan ISTRI gue?" tanya Argio sambil merengut melihat Akbar sudah lebih dulu menyantap masakan buatanku. Aku memukul pelan perutnya, benar-benar semakin mengenal Argio semakin aku melihat banyak sekali tingkahnya yang kekanakan–apalagi kalau sudah berhadapan dengan Akbar. "Gi, apa sih ko