44

1263 Words

Ayu mengelus lembut perutnya yang semakin membuncit. Kehamilannya telah menginjak bulan kelima, dan entah kenapa pagi itu dia benar-benar ingin sekali makan kue cokelat keju dari toko langganan mereka. Kue itu lembut, legit, dan memiliki potongan keju yang meleleh di atasnya—selalu berhasil membuat mood-nya membaik. Ayu memanggil Hendro yang sedang merapikan jasnya di depan cermin. “Mas... temenin aku beli kue, yuk. Yang di toko langganan kita itu, yang di pojokan dekat taman,” pintanya dengan suara manja sambil memeluk lengan suaminya dari belakang. Hendro tersenyum, menoleh, lalu mengusap kepala istrinya dengan lembut. “Sekarang? Nggak mau nunggu sore aja, sayang? Panas loh ini.” “Ngga bisa. Aku pengen sekarang,” Ayu mencibir, lalu memanyunkan bibirnya. Hendro terkekeh. “Oke, oke. De

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD