Aku duduk bersila di sofa dengan sebungkus kacang di pangkuanku. Aku mengambil satu kacang, aku kupas kulitnya, makan isinya dan lempar ngasal kulitnya. Setelah itu aku lakukan hal sama berulang-ulang. Aku sudah melakukannya sejak tadi hingga kulit-kulit kacang itu bertebaran ke mana-mana sehingga mengubah ruang tamu jadi berantakan bak baru aja kena banjir. Aku mengunyah-nguyah kacang dengan bersiul-siul. Ruang tamu ini dingin dan sofanya sangat nyaman membuatku betah untuk stay dan nggak mau pulang. “Na.” Seorang cowok yang sudah duduk di depanku dari tadi memanggilku. Aku mengarahkan pandanganku padanya sambil senyum tanpa dosa. “Kau nggak mau pulang?” tanyanya to the point. Aku geleng-geleng kepala. “Udah dua jam, lho,” kata cowok itu mengingatkan. “Bodo amat.” sahutku santai.

