“Hattcihhhh.” Aku mengambil tisu lalu mengusap hidungku yang bocor lagi. Sejak tadi malam ingusku meler-meler membuatku menghabiskan dua kotak tisu, susah tidur dan bersin-bersin. Aku sakit karena kemarin kehujanan atau lebih tepatnya sengaja main hujan-hujanan. Ini semua karena Alfa konslet, dia mengajakku melakukan adegan dari sebuah film India. Endingnya, aku jadi flu, pilek dan demam. Entah apa kabar dengannya, sejak kemarin nggak ngasih kabar. Untung aja sekarang hari Minggu jadi nggak masuk sekolah. Pintu kamarku terbuka, si Ayah masuk dengan membawa segelas s**u hangat. “Masih ingusan, Na?” tanya Ayah sembari meletakkan s**u hangat di meja dekat tempat tidurku. “Pakai bahasa yang benar, dong, Yah. Ingusan itu ambigu,” protesku. “Iya maksudnya masih suka meler nggak ingusnya?”

