Aku mengambil sepotong waffle dari piring, memasukkannya ke mulutku dan mengunyahnya pelan agar tidak menimbulkan suara. Sesekali aku melirik dua orang cewek duduk di sisi kanan dan kiriku. Sedangkan di depanku ada seorang cowok yang kegantengannya bisa menyihir penyihir sekalipun duduk manis sambil melempar senyum padaku. Sejak tadi, aku terjebak dalam peperangan batin antara kedua cewek itu. Mereka memang tidak mengucapkan satu patah katapun, tetapi aku bisa bisa melihat laser panas yang keluar dari mata mereka. Mereka saling menghunuskan pedang dalam diam. Serem. Aku menaik-turunkan alisku ke cowok di depanku, mencoba memberikan isyarat padanya untuk menghentikan perang dingin yang terjadi. Cowok itu lagi-lagi hanya tersenyum membuatku menjadi makin eneg melihat keberadaannya yang sama

