Mulai Nyaman

2882 Words

Subuh datang lebih cepat dari yang Bian harapkan. Rasanya baru saja ia memejamkan mata ketika alarm adzan membangunkannya. Ia segera menunaikan kewajibannya, lalu setelah itu kembali merebahkan tubuh. Matanya terlalu berat untuk diajak kompromi. Saat sinar matahari berhasil menerobos celah tirai kamar hotel, barulah ia bangun dengan benar. Walau agak malas - malasan tapi ia tetap meraih ponsel di meja nakas yang ada disamping ranjang. Layar menyala, dan tanpa sadar ia membuka percakapan semalam. Nadira Selamat istirahat, ya. Pesan singkat itu masih terpampang di layar. Sesederhana itu, tapi entah kenapa cukup membuatnya tersenyum kecil. Bian mengusap wajah, lalu duduk sambil menghela napas panjang. "Kenapa aku malah mikirin dia terus, ya?" gumamnya pelan. Ia tahu seharusnya tidak bol

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD