Sore itu rumah terasa tenang. Mama Jani duduk di ruang keluarga sambil membaca melihat ke ponselnya ketika Bian baru saja pulang dari tugas terbang, ia masih mengenakan seragam lengkap dan wajah lelah setelah penerbangan panjang. Namun kali ini, ada sesuatu yang lebih berat dari kelelahan kerja. Ia berjalan pelan mendekati mamanya. "Ma, boleh bicara sebentar?" suaranya rendah tapi tegas. Sudah beberapa hari ini Bian terlibat perang dingin dengan mamanya, tidak terlalu kentara memang, Tapi tetap saja hubungan mereka tidak hangat seperti biasa, tentu saja semua terjadi karena rencana Bian memutuskan berpisah dari Clarissa dan memilih Nadira sebagai penyebabnya. Mama Jani menatap anaknya dengan wajah datar, lalu meletakkan ponselnya di meja. "Mau bicara apa ?" Mama Jani sudah tahu apa

