Bian keluar dari kamarnya untuk berolahraga di teras belakang, tetapi tidak sepagi biasanya, karena setelah salat subuh tadi ia kembali tidur akibat rasa kantuk yang berat. Tadi malam dia berteleponan dengan Nadira seperti biasa hingga tengah malam. Sekarang dia baru bangun pukul 08.00 pagi. "Sekarang bangunnya siang terus sih, A'?" tanya Mama Jani yang sudah duduk di meja kecil dekat rak tanaman. "Iya, Ma, tidurnya juga tengah malam," jawab Bian sambil menekan tombol treadmill untuk mengatur kecepatan. "Kenapa, nggak bisa tidur?" "Nggak juga." Mama Jani tidak bertanya lagi. Ia hanya menunggu Bian menjelaskan karena jawabannya tadi terdengar menggantung. Ia tahu betul tabiat putra sulungnya itu kalau ada yang disembunyikan, biasanya akan keluar juga setelah didiamkan sebentar. Bian m

