"Maaf, Mas, ini ada saudaranya Chef Nadira yang baru datang, jadi duduknya digabung, ya," ucap staf restoran yang membawa Bian dengan sopan. Lalu dibelakangnya ada satu staf lagi membawa kursi tambahan dan meletakkannya di hadapan pria yang sejak tadi duduk sendiri di meja dekat jendela besar. Pria itu mengangguk ramah. "Oh, iya, silakan." Bian hanya membiarkan interaksi itu, ia belum memutuskan harus bagaimana. "Silakan, Mas Bian," kata staf itu lagi, memberi isyarat dengan membentangkan telapak tangannya ke arah kursi yang sudah diletakkan itu.. "Ini kebetulan juga tamu khusus chef Nadira." Bian tersenyum sopan, lalu mengangguk ke arah Bagas. "Permisi, Mas, boleh duduk di sini?" "Tentu, silakan," jawab Bagas ramah. Ia segera berdiri sedikit dan mengulurkan tangan. "Saya Bagas." "F

