Maura terbangun dan tak mendapati Ardana di ranjangnya, dia melihat ponsel yang masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Dia menajamkan penglihatan ke arah luar dan melihat seorang pria berbaring di atas balai balkon. Maura keluar dan Ardana menoleh ke arahnya. “Dingin Sayang di luar,” ucap Ardana. Maura hanya tersenyum getir, lalu dia masuk kembali untuk mengambil selimut dan berbaring di samping Ardana. Padahal balai itu cukup sempit namun muat untuk mereka berdua. Ardana menjadikan tangannya bantalan, memandang rembulan di kejauhan lalu mengecup kepala Maura. Maura menoleh dan mengecup pipi Ardana, Ardana ikut menoleh dan menyatukan bibir mereka. Ciumannya menjadi pagutan yang cukup panas, jemari Ardana mulai membelai kulit sang istri. Lalu dia seolah tersadar bahwa tidak seharusnya