21

1058 Words

Hening, setelah kepergian keluarga Arsa, kini hanya tinggal mereka berdua di kamar perawatan. Arsa memejamkan mata. Sungguh, jantungnya berdetak tanpa ia tahu mengapa. 'Ini kenapa?', tanya laki-laki itu dalam hati.  "Arsa.."  "Hem," membuka mata, Arsa bergumam. Ia menengadahkan kepala ke samping, menatap Ariana. "Kenapa?" tanya lelaki itu.  "Terimakasih udah selamatin papah saya."  Bak dawai-dawai surga, ucapan terimakasih dari bibir Ariana begitu menyejukkan jiwa Arsa. Laki-laki itu serasa dibawa terbang bersama para dewi-dewi langit- Menyenangkan dan Arsa tak mau lagi turun ke bumi.  "Inikah namanya cin.. Eh, Om.." Arsa mendelik kala pintu terbuka, menampilkan keponakan paling songong sejagad raya. "Michell mau ambil Hp Om, ketinggalan. Om nggak lagi mau ena-ena sama Mbaknya kan? Ko

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD