Bab 74. Langit Erlangga Prakoso

1473 Words

Setelah Asa dipindahkan ke ruang perawatan, Bumi langsung menyuapi Asa terlebih dahulu. Belum ada yang mereka hubungi karena ponsel mereka berdua ketinggalan di rumah. Keduanya masih takjub dengan persalinan Asa yang singkat dan tanpa banyak drama. "Mas juga harus makan, tadi belum sarapan. Ini udah lewat tengah hari, lho," kata Asa. Bumi mengangguk. "Nanti aku tinggal kamu pulang bentar, ya. Aku mau beli makan siang sekalian ambil ponsel." "Oh, iya. Ketinggalan. Pantes ada apa gitu yang kurang. Kita malah belum ambil foto bayi Langit yang baru lahir," kata Asa dengan nada penuh sesal. "Tenang aja, kita masih bisa ambil fotonya nanti," kata Bumi meyakinkan. Asa mengangguk. Ia melirik Langit yang tidur dengan tenang di boks bayi. "Apa dia nggak apa-apa tidur gitu, Mas? Biasanya bayi na

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD