Rasa Yang Tak Terdefinisikan

1053 Words

Gunung Kidul pagi ini diselimuti kabut tipis— restoran villa mulai dipenuhi suara alat makan dan tawa tamu-tamu yang menikmati sarapan. Aroma roti panggang dan kopi hitam memenuhi udara. Salwa duduk di pojok meja bersama Mbak Yanti dan si kembar, yang kini makin aktif dan hobi berteriak. Sementara Jiva— baru saja kembali dari coffee bar dengan dua cangkir kopi di tangan, menyerahkannya satu untuk Salwa. "Adik sama Kakak belum boleh ngopi ya," ujar Salwa ketika si kembar merengek dan mengarahkan tangan kecilnya pada meja. Mbak Yanti tersenyum, "Kayaknya mereka bakal ngopi di pagi hari. Nggak sabar lihat momen itu terjadi." "Masih lama, Mbak," balas Salwa. Saat semuanya tertawa melihat kelakuan si kembar. Terdengar suara— "Jiva? Oh my God, JIVAAAAA!" Semua kepala menoleh. Seoran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD