"Wa, kasihan si kembar. 7 bulan hidupnya cuman lihat tembok rumah, toko kue sama taman komplek. Meskipun masih bayi mereka juga butuh healing," kata Jiva serius di ujung telepon, padahal nada suaranya terdengar lebih seperti pucuk rayu anak kecil yang ngotot minta es krim. Salwa mengerjapkan mata, menatap layar ponsel sambil menahan tawa. "Healing apaan? Mereka aja baru bisa duduk." "Justru itu, lagi lucu-lucunya harus diajak main lihat langit, rumput dan angin pegunungan. Biar mereka mengenal dunia. Sekalian kamu juga butuh udara segar. Yuk, piknik ke gunung kidul." Salah menghela nafas dan menimbang-nimbang tawaran dari Jiva. Akhir pekan ini sebenarnya dia ingin memiliki tugas kerja paket C. Tapi mendengar suara Jiva begitu bersemangat, Salwa sadar— mungkin benar juga, sudah lama di

