Pelan-Pelan Menyembuhkan Luka

918 Words

Cahaya senja masuk lewat celah tirai jendela rumah sakit, membias lembut di dinding ruang perawatan. Salwa kini telah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan biasa. Wajahnya masih pucat, namun tatapannya tak lagi kosong. Nafasnya masih berat tapi kini beriring dengan hidup yang perlahan menguat. Di sudut ruangan, Mbak Yanti sedang melipat selimut tipis sambil sesekali mencuri pandang ke arah Salwa. Di samping tempat tidur, ada Bude Ulfa memegangi tangan keponakannya dengan penuh kasih. "Apa si kembar sudah boleh digendong, Bude?" Suara Salwa lirih, lebih seperti desir angin daripada pertanyaan. Bude Ulfa tersenyum kecil, meski matanya basah. "Belum, Nak. Mereka masih harus berada di dalam inkubator. Lahir di usia 7 bulan butuh perjuangan besar, dan kedua Cucu Bude sangat kuat sepe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD