Setelah kenyang sarapan, Salwa dan Jiva berjalan santai menuju rumah. Langit pagi makin cerah, seolah ikut merayakan hati Salwa yang kini terasa jauh lebih ringan. Mereka berdua banyak diam. Tapi itu bukan diam canggung. Justru diam yang nyaman. Seolah tanpa kata pun, mereka sudah saling memahami. Begitu sampai di halaman rumah besar keluarga Jiva, suara riuh langsung terdengar dari dalam. “Awas, awas! Itu Salwa sama Jiva pulang!” suara Jiavala terdengar kegirangan. Tak lama, pintu terbuka lebar, dan muncullah Jiavala dengan senyum nakalnya. Oma Yasmin pun menyusul dari belakang, memakai daster bunga-bunga dan sandal rumah, wajahnya penuh antusias. "NAH! Ketahuan juga akhirnyaaa!" seru Jiavala sambil menunjuk mereka berdua. Salwa langsung membeku di tempat. Jiva hanya tertawa kecil,

