Bab 4. Aku Menginginkanmu

1156 Words
Gracie menatap Drake dengan tatapan penasaran, mencoba menggali arti di balik kata-katanya. "Maaf, apa maksud Pak Drake? Saya tidak mengerti," ucapnya dengan hati-hati, khawatir ada sesuatu yang terlewat dari pembicaraan mereka sebelumnya. Drake menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya, seolah menantang Gracie. "Kamu benar-benar tidak mengerti, atau berpura-pura tidak mengerti?" Dia lalu mengeluarkan segepok uang dari dalam saku celananya dan mengibasnya di tangan. "Kamu ingat uang ini, 'kan? Kamu meletakkannya di atas nakas sebagai bayaranku. Apa kamu pikir aku ini seorang pria bayaran?" ujarnya sambil memegang dagu Gracie, membuat mata wanita itu melotot dan merasa gugup. "Lepaskan! Tolong jangan bersikap kurang ajar!" Gracie merasa marah dan menepis tangan Drake dengan kasar, mencoba menyembunyikan rasa gugup yang semakin menguasai pikirannya. "Ck, tidak usah berpura-pura suci. Malam itu, kamu begitu agresif dan menikmatinya, ladies. Bahkan kamu menyerahkan semuanya untukku," bisik Drake ke telinga Gracie, membuat mata wanita itu membulat sempurna. Rasa jijik mulai menggelayut di hati Gracie, ia tak percaya dirinya telah melakukan hal itu bersama pria yang sekarang ada di depannya. "Bukan seperti yang Anda pikirkan, Pak Drake!" Gracie merasa ingin menjelaskan, tapi dia tahu penjelasannya takkan cukup untuk membersihkan nama dan harga dirinya. Dia memutuskan untuk menutup mulut, mengecilkan hati dan menerima konsekuensi dari perbuatannya itu. "Maaf, Pak. Kalau memang tidak ada lagi yang mau dibahas, saya akan pergi sekarang juga. Saya masih banyak pekerjaan dan untuk hal lebih lanjut mengenai kerjasama, bisa kita bahas lagi nanti," ucap Gracie, sengaja ingin mengalihkan pembicaraan. Namun, Drake malah melangkah maju dengan senyum misterius. Melihat raut wajah Gracie yang begitu gugup, seolah membawa kepuasan tersendiri baginya. "Apa kamu pikir dengan uang recehmu ini, setara dengan kenikmatan yang aku berikan?" Gracie tersentak, seketika merasa kehilangan kendali atas situasi ini. Kenyataannya, ia tak bisa mengabaikan ucapan Drake. Apakah ini cara Drake mengejeknya ataukah pria itu hanya ingin menyudutkannya? "Apa maksudmu dan apa maumu sebenarnya? Bukankah semua sudah sebanding dengan apa yang kamu dapatkan? Kamu mendapatkanku saat aku belum rusak," sahut Gracie dengan berani, terdengar kepedihan dalam suaranya. Drake tersenyum sinis. "Ck, kata-katamu sungguh manis. Apa kamu benar-benar berpikir, aku ini seorang pria bayaran yang suka mengambil keuntungan dari wanita?" tukasnya. Gracie merasa terpukul oleh kata-kata tersebut, namun tak ingin menunjukkan rasa lemah di hadapan Drake. Ia akan berjuang untuk meluruskan masalah ini, terlepas dari apa pun tujuan sebenarnya dari pria tersebut. Gracie tampak terdiam, bingung dengan perasaan yang memenuhi dirinya. Awalnya, memang ia sudah salah paham dengan menganggap Drake sebagai seorang gigolo dan meninggalkan uang di sana sebagai bayarannya. Namun, apa yang terjadi di antara mereka malam itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Grace ingin melupakan semuanya serta tak ingin lagi bertemu dengan pria tersebut, tapi keadaan malah membuat mereka kini terlibat dalam kerjasama yang membuat Gracie merasa dilema. "Astaga, bagaimana aku bisa terlibat dalam situasi seperti ini?" bisik Gracie pada dirinya sendiri. Rasa frustasi terlihat jelas di wajahnya. Sementara itu, Drake hanya menatapnya dengan ekspresi datar. "Kenapa Bu Gracie diam saja? Kamu tidak lupa, 'kan? Malam itu, kamu sendiri yang datang menghampiri dan menggodaku terlebih dulu. Jadi, jangan pernah bermimpi untuk menjauh dariku, apalagi membatalkan kerjasama yang sudah terjalin." Kenyataan bahwa Gracie baru saja menandatangani surat kerjasama, membuatnya sadar akan resiko bila membatalkan kontrak kerjasama itu. Drake memberi peringatan keras sebelum Gracie berpikir untuk bisa lepas darinya, termasuk untuk membatalkan kerjasama tersebut. Gracie menghela napas panjang, menatap Drake dengan kesal. "Katakan saja berapa yang harus saya bayar untuk kekurangan malam itu. Dan jangan khawatir, saya akan bersikap profesional dalam pekerjaan." Rasa penyesalannya bercampur dengan amarah saat dia mengingat kejadian tersebut. "Untuk malam itu, saya tegaskan bahwa kita melakukannya dalam keadaan tidak sadar dan saya tidak melakukannya sendiri, melainkan berdua dengan Anda. Saya harap Anda bisa melupakan hal itu dan sekarang kita hanya sebatas klien," tegasnya. "Aku tidak kekurangan uang dan aku tak bisa melupakannya begitu saja. Kamu adalah satu-satunya wanita yang berani naik ke atas pangkuanku, bagaimana mungkin aku melepaskannya begitu saja? Seperti yang sudah aku katakan tadi, jangan pernah berharap bisa kabur dariku. Kamu harus menuruti apapun yang aku inginkan. Ingat itu!" Drake kembali memberikan peringatan keras. "Saya benar-benar tidak mengerti maksud Anda," ucap Gracie, kesal dan bingung. "Sudah sangat jelas, aku menginginkanmu," ucap Drake terang-terangan, membuat Gracie terkejut. "Menginginkan saya, untuk apa? Jangan berpikiran yang aneh-aneh," balas Gracie dengan nada emosi. Drake tersenyum tipis dan berkata, "Aku akan membuatmu mengerti." Dia semakin mendekati Gracie dan dengan berani menarik pinggul wanita itu, hingga posisi mereka kini begitu dekat, bahkan jarak wajah keduanya hanya 1 cm saja dan sama-sama bisa mendengar suara napas masing-masing. Hati Gracie berdebar kencang. "Apa yang mau kamu lakukan? Lepaskan saya!" pintanya seraya mencoba untuk melepaskan diri, namun Drake malah semakin menarik pinggulnya mendekat. "Hsstt … jangan berisik. Aku bisa melakukan apapun di sini, jadi jangan coba-coba untuk menghindar," kata Drake dengan nada mengancam. Jantungnya semakin berpacu, Gracie merasa cemas dan marah. Bagaimanapun juga, ia adalah seorang wanita yang sudah berstatus sebagai istri, tidak pantas rasanya berdekatan seperti ini dengan pria lain, walaupun keduanya pernah menghabiskan waktu semalam. "Saya mohon, lepaskan saya. Saya tidak mau ada orang yang melihat kita seperti ini dan salah paham!" ucap Gracie dengan panik. Hingga pada akhirnya, Drake melepaskannya dan membuat Gracie merasa lega, seolah baru saja lepas dari cengkraman binatang buas. Ia mengatur napasnya hingga sedikit lebih tenang. "Jangan lupa, besok saya akan datang ke butik Bu Gracie untuk melihat langsung beberapa referensi busana yang akan dikenakan oleh model saya pada acara bulan depan." Drake kini berbicara profesional layaknya kepada klien. Gracie menanggapi dengan mantap, "Ya, silakan saja. Saya pastikan akan mempersiapkan yang terbaik." Walaupun dalam hatinya masih merasa gundah, namun ia juga lega akan sikap Drake yang tiba-tiba berubah. "Saya permisi dulu," pamitnya dan tanpa menunggu jawaban dari Drake, ia pun segera saja keluar dari ruang rapat dengan tergesa-gesa. Kini perasaannya benar-benar tak karuan, tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Gracie langsung menghampiri Dinda yang menunggunya di lobby, lalu mereka segera keluar dari Perusahaan Xavier Group. Dan di saat itu, betapa terkejutnya Gracie saat melihat Alfa berdiri di depan perusahaan tersebut. "Kak Alfa, kamu kenapa datang ke sini?" tanya Gracie yang menghampiri suaminya itu. "Mama dan papa yang memintaku untuk menjemputmu. Mereka menunggu kita di restoran untuk makan siang bersama. Tadi aku menghubungimu, tapi Dinda yang menjawab telepon dan mengatakan kalau kamu sedang ada di sini," terang Alfa. "Oh, begitu. Ya sudah, kalau begitu kita ke sana saja langsung," jawab Gracie. "Din, kamu bawa mobil saya ke butik dulu ya, nanti saya langsung ke butik sama Kak Alfa." Gracie berbicara kepada asistennya. "Baik, Bu," jawab Dinda dan segera menuju ke mobil Gracie. Sementara Gracie menuju ke mobil Alfa bersama dengan suaminya itu. Tanpa ia ketahui, dari atas sana Drake melihat dari balik jendela ruangannya dengan tatapan yang tidak suka. "Siapa pria itu?" batin Drake penasaran. Setiap detik yang berlalu semakin memperkuat keinginannya untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi antara Gracie dan pria tersebut. Namun, di saat yang bersamaan, ia juga berusaha menahan rasa amarahnya agar tidak keluar dari kendali. Bersambung …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD