Kanaya fokus pada laptopnya, ia terkejut saat Sarah sudah berdiri di depannya.
"Kay....si Al kemana ya? Kok nggak masuk?"
"Mana aku tahu, kamu pikir aku emaknya apa?"
"Ish...sinis amat sih Kay kamu sama Aldric, aku khawatir tahu sama dia."
Kanaya menatap sejenak pada Sarah.
"Kamu beneran naksir sama Aldric?"
"Kelihatan banget ya Kay? nggak tau nih kenapa aku tertarik padanya, padahal dia jarang ha ha hi hi sama kita seperti Nico dan Aldi tapi itu yang menarik."
"Lebih baik kamu lupakan deh perasaan kamu dari pada sakit hati."
"Kenapa memangnya Kay? kamu tahu sesuatu?"
"Hhh....i...itu enggak maksudku kamu jangan memberikan hati 100%, kamu kan nggak tahu seperti apa Aldric itu Sar."
"Tapi aku benar-benar suka Kay Sama dia bagaimana dong?"
Kanaya menghela nafas, ia tak ingin Sarah terjatuh pada pesona Aldric lalu kemudian sakit hati saat tahu seperti apa Aldric itu.
"Ayolah Kay, bilang sama aku, apa yang kamu tahu."
"Dia itu playboy Sar, 3 kali aku bertemu dengannya dengan 3 gadis berbeda, kalau 10 kali bertemu mungkin dia jalan dengan 10 gadis yang berbeda, itu saja sudah mencerminkan seperti apa Aldric itu."
"Masa sih Kay?"
"Kamu pikir aku bohong?"
"Bukan begitu Kay, tapi hatiku yakin jika Aldric pria yang baik," ucap Sarah.
"Ya udah terserah kamu, aku mau bilang apa," jawab Kanaya tak percaya jika Sarah masih saja ingin mengejar Aldric, ia tak ingin Sarah bahagia sesaat dan sedih saat dicampakkan Aldric.
"Biar aku telepon Aldric," Sarah mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor Aldric.
"Halo Al....."
"Halo...., siapa ini?"
"Aku Sarah, nomor aku nggak kamu save?"
"Sorry, belum memang, ada apa Sar?"
"Kamu kenapa nggak masuk? sakit?"
"Iya, nggak enak badan sedikit pusing."
"Ya ampun, sudah minum obat? sudah makan?"
"Iya sudah, aku mau istirahat."
"Oh ya sudah, kamu istirahat biar cepat sembuh."
"Ok thanks."
"Dia sakit Kay." ucap Sarah setelah sambungan teleponnya terputus dengan Aldric.
"Pasti karena mabuk mabukan semalam," batin Kanaya.
"Ya sudah biarkan dia istirahat."
Dengan wajah khawatir Sarah kembali ke mejanya, Kanaya hanya menggelengkan kepalanya melihat Sarah, ia sudah memperingatkan tapi semua terserah Sarah ia tak bisa memaksa.
Kanaya bekerja hingga sore hari, tepat jam 5 tim marketing Alpha berkemas akan pulang.
"Teman teman, jangan lupa besok kita harus hadir semua di JCC ya, acara peringatan pendirian perusahaan kita," ucap Arda yang keluar dari ruangannya.
"Siap bos."
"Kita ke salon yuk besok pagi, biar kita glowing besok malam saat kita dapat penghargaan tim marketing terbaik," ucap Nadia.
"Boleh boleh," jawab Sarah dan Mitha bersamaan.
"Kamu ikut kan Kay?" tanya Sarah.
"Enggak deh kayaknya."
"Kenapa?"
"Enggak apa apa, mau berdandan seperti biasa saja."
"Ya sudah terserah kamu."
Mereka kemudian masuk dalam lift dan turun menuju lobby, mereka semua keluar dari lift dan melintasi lobby, Kanaya melihat Sarah berbicara serius pada Arda, ia mengernyitkan dahinya, seperti ada sesuatu diantara mereka. Kanaya kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari lobby.
Oooo----ooooO
Kanaya mematut dirinya didepan cermin, malam ini adalah pesta peringatan pendirian perusahaan yang diadakan di JCC, ia sudah siap dengan pakaian semi formal, celana bahan warna toscha ia padukan dengan atasan blouse lengan panjang semi formal berwarna senada dengan beberapa aksen diamond di sekitar d**a, ia padukan dengan high hells warna hitam dan tas tangan warna hitam, ia rasa penampilannya tidak terlalu mencolok untuk pesta perayaan besar, ia tak ingin menarik perhatian karena ia tak suka jadi pusat perhatian.
Kanaya keluar dari kamar, Bu Inda sedang menyiapkan makan malam.
"Ayah belum pulang Kay, ada meeting dengan pimpinan pusat jadi ayah nggak bisa antar kamu."
"Nggak apa apa Bu, Kay kan bisa naik taksi, tapi mungkin Kanaya pulang larut malam atau bahkan dinihari."
"Iya, tapi kamu hati hati ya sayang."
"Iya bu, aku kan bisa jaga diri."
"Iya tapi waspada itu perlu."
"Iya ibuku sayang, Kay pamit ya?" Kanaya mendekati Bu Inda dan mencium punggung tangannya dan memeluknya, ia kemudian keluar dari rumah dan menghentikan taksi menuju hall JCC dimana pesta perayaan ulang tahun perusahaan dimana ia bekerja, Kanaya merasa beruntung bisa bekerja di perusahaan besar seperti PT. Wijaya Amery Semesta tbk, karena tidak semua orang punya kesempatan bagus bekerja di perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan di banyak bidang namun saling berhubungan. Selain perusahaan makanan olahan, perusahaan tempatnya bekerja juga memiliki bisnis perbankan, property, dan pariwisata, kekayaan keluarga Amery tak akan habis sampai sepuluh turunan, Kanaya belum pernah bertemu CEO atau keluarga CEO karena memang ia hanya seorang staf marketing yang tak mungkin bisa bertemu langsung dengan pemilik perusahaan.
Ia pernah mendengar selentingan kabar jika perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan dimana ia sedang bekerja akan segera dipegang oleh anak bungsu laki laki keluarga Amery karena keluarga Amery hanya memiliki dua anak saja, si sulung seorang wanita dan sudah menikah serta memiliki anak, ia memilih mendirikan butik besar langganan para artis senior maupun artis baru dan tak ingin ikut campur dengan perusahaan yang didirikan papanya.
Kanaya turun dari taksi, ia turun tepat didepan lobby JCC dan segera masuk dalam hall yang memang sudah banyak tamu undangan yang hadir, dari pejabat sampai relasi bisnis perusahaan. Kanaya mengedarkan pandangannya mencari rekan rekannya tim marketing Alpha, tapi karena banyak kerumunan orang Kanaya kesulitan menemukan Sarah dan kawan kawannya, tak sengaja ia melihat pintu masuk dan ia terkejut karena melihat Sarah masuk bersama Aldric, keduanya tampak mesra dengan Sarah yang menggandeng tangan Aldric yang terlihat tampan menggunakan setelan jas bewarna putih.
Ia heran sejak kapan mereka mulai dekat, ia mulai khawatir jika Sarah akan dicampakkan oleh Aldric. Kanaya mengikuti arah Aldric dan Sarah menuju dan ternyata tim marketing Alpha sedang ada disisi kanan panggung sedang berkumpul, Kanaya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju dimana rekan rekannya berada, staf pria menggunakan jas putih sedangkan staf wanita menggunakan gaun, hanya dirinya saja yang tidak karena ia kurang nyaman memakai gaun.
"Hai Kay.... Akhirnya datang juga," sapa Aldi.
"Iya, soalnya ramai sekali jadi aku kesulitan mencari kalian."
"Hai teman teman," sapa Sarah yang sudah ada di depan mereka bersama Aldric namun kali ini tangan mereka sudah tak bergandengan tangan.
"Kalian datang berdua?" tanya Nadia pada Aldric dan Sarah.
"Iya," jawab Aldric singkat.
"teman teman, aku pinjam Aldric sebentar ya," Arda sudah ada didekat mereka.
"Mau diajak kemana bos?"
"Ada urusan sebentar." Arda menarik tangan Aldric dan membawanya menuju tempat dimana CEO perusahaan bapak Enrico Amery berada bersama kolega bisnisnya.
Kanaya menarik tangan Sarah sedikit menjauh dari teman temannya yang lain.
"Kenapa kamu bisa datang bersama Aldric? aku kan sudah bilang seperti apa dia," tanya Kanaya.
"Ya ampun Kay santai saja, aku akan baik baik saja. Kemarin saat pulang kerja aku tanya pada pak Arda dimana tempat tinggal Aldric dan ternyata dia tinggal di apartemen Mega Asia Building jadi aku kesana mau menjenguknya, dan dia sudah baik baik saja ternyata jadi sekalian aku ajak barengan datang ke acara ini."
" lalu....."
"Yaaa...aku ungkapkan perasaanku padanya, ia mau jalan denganku tapi tak mau terikat, aku sih oke saja."
"What....?! gila kamu Sar, lalu jika kemudian ia jalan sama wanita lain kamu bagaimana? apa nggak sakit hati"
"Aku nggak mau memikirkan itu dulu, aku mau menikmati kebersamaan aku sama dia."
Kanaya menghela nafas, ia yakin Sarah akan kecewa dan sakit hati nanti tapi ia juga tidak mengerti kenapa Sarah begitu bahagia bersama Aldric, sepertinya Aldric memiliki daya tarik yang tidak bisa ditolak oleh para gadis seperti Sarah.
"Ya sudahlah itu pilihan kamu Sar, aku mau ambil minum dulu haus." Kanaya meninggalkan Sarah menuju boot minuman, ia tak mau mengkhawatirkan Sarah lagi karena itu sudah pilihan sahabatnya itu. Kanaya mengambil segelas orange juice dan meminumnya beberapa teguk, ia edarkan pandangannya ke seluruh hall, pesta terlihat meriah dengan hiburan dari artis artis ibukota, mata Kanaya tertumbuk pada satu sudut hall dimana Arda dan Aldric sedang bercakap-cakap serius dengan seorang pria paruh baya, ia terus memandang kearah mereka.
"Sepertinya ada yang aneh pada mereka, siapa pria paruh baya itu?" gumam Kanaya.
Suara mc dipanggung mengalihkan perhatian Kanaya, mc memulai acara perayaan dan meminta CEO perusahaan dan keluarga naik ke panggung untuk melakukan ritual potong tumpeng sebagai simbolis, Kanaya terbelalak karena melihat pria paruh baya yang tadi bicara dengan Arda dan Aldric adalah CEO perusahaan, CEO itu naik bersama istri juga anak sulungnya, ia yakin Aldric bukan Staf biasa, pasti Aldric akan dipersiapkan untuk menduduki pimpinan divisi seperti Arda.
Kanaya mengakui diluar sifat Aldric yang playboy dan mungkin peminum, pria itu cukup cerdas dan cerdik, kinerjanya diatas rata rata tim marketing Alpha, walau dimatanya terlihat angkuh dan sombong tapi sepadan dengan kemampuannya yang bagus dalam marketing, padahal ia masih baru di tim marketing, tak ia pungkiri juga pencapaian tim marketing ada andil besar Aldric disana, sesaat Kanaya merasa tersaingi karena biasanya dirinya yang menduduki posisi teratas pencapaian target dan kini posisinya digeser oleh Aldric.
~~~
~~~
Setelah acara perayaan selesai, semua tamu dan pegawai sudah pulang, namun masih ada 2 orang yang stay di sebuah meja dengan minuman di depan mereka, ya mereka adalah Arda dan Aldric.
"Kenapa kamu tadi tidak ikut naik ke panggung Al?"
"Kamu gila, semua orang akan tahu siapa sebenarnya aku, percuma usahaku membuktikan kemampuanku pada papa Da"
"Tapi kamu sudah membuktikannya kan Al, hanya dalam waktu 2 bulan penjualan kita meningkat pesat kan?"
"Memang, tapi aku belum puas kau tahu."
"Sudahlah Al, jangan terlalu keras pada dirimu, kau sudah cukup membuktikan diri."
"Aku tidak ingin diremehkan terus Da, kau tahu kan papa seperti apa, kata katanya membuatku terpacu untuk membuktikan kemampuanku."
"Begitu dendamnya dirimu pada papamu."
"Aku tidak dendam, hanya tak ingin diremehkan lagi, aku ingin papa tahu jika aku mampu memegang perusahan. Aku memang badboy, seorang playboy, suka minum tapi otakku tetap jalan."
"Iya, santai....aku tahu sejak dulu kalau kamu mampu Al."
"Mungkin 4 bulan lagi aku akan siap memegang kepemimpinan PT. Wijaya Amery Semesta tbk."
"Dan semua orang akan shock terutama tim marketing Alpha, aku lihat tadi kamu dekat dengan Sarah?"
"Dia yang menawarkan diri, So why not? aku juga sudah mengatakan padanya jika aku tidak suka berkomitmen."
"Aku ingatkan, kamu harus segera menghentikan petualanganmu ini, papamu juga sudah mengatakan ini tadi kan?"
"Sudahlah, itu tak penting, terpenting aku bisa membuktikan diriku."
Lynagabrielangga