Tangis Vanilla

1228 Words
"Sayang tadi aku membelikan kamu ice cream dan sekarang aku taruh ice creamnya di kulkas," kata Nicholas yang baru saja selesai makan. "Ada acara apa kakak membelikan aku ice cream favorit aku? Bukannya kakak selalu bilang sama aku kalau gak boleh sering-sering makan ice cream jadi aku bingung kenapa kakak membelikan aku ice cream?" tanya Vanilla balik. Saat ini Vanilla dan juga Nicholas sedang berada di meja makan bersama kedua orang tuanya Nicholas untuk makan malam bersama. "Tadi sepulang dari rumah sakit tiba-tiba aja aku ingin membelikan kamu ice cream jadi aku belikan saja. Lagipula sesekali kamu makan ice cream juga tidak apa-apa jadi nanti setelah makan kami bisa memakannya sayang," jawab Nicholas sambil melirik kearah sang Mama. Alya yang melihat lirikan dari sang putra hanya tersenyum senang. Tentu saja Alya merasa sangat senang ketika melihat perubahan sikap dari putranya itu. Dahulu Nicholas memang tak peduli dengan hal-hal seperti ini tapi sejak bersama dengan Vanilla sikap sang putra berubah jauh lebih baik lagi. Selain itu sang putra juga menjadi lebih perhatian dan hal itu membuat Alya sangat suka. Memang tak salah jika Vanilla bersama dengan sang putra karena memang keberadaan membuat warna baru tidak hanya untuk Nicholas tapi untuk Keluarga ini juga. "Kalau gitu aku pasti akan menghabiskan ice cream yang kakak belikan untuk aku. Jadi kakak gak boleh protes sama sekali," kata Vanilla mengingatkan. Nicholas hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang istri. Memang ia membeli ice cream itu untuk sang istri jadi untuk kali ini ia akan membiarkannya saja. Dan makan malam di keluarga Haditama terasa sangat hangat dimana setelah makan malam mereka mengobrol sejenak untuk bisa mencairkan suasana. Dan di saat itu sang Mama dan Papa juga berkata jika mereka akan pergi ke Amerika untuk beberapa waktu karena ada kenalan lama dari sang Papa anaknya menikah jadi sang Papa harus datang untuk menghadiri acara pernikahan itu. Tentu saja sang Mama ikut serta sekaligus berlibur sejenak. Sebenarnya mereka mengajak Nicholas dan juga Vanilla tapi Nicholas menolak karena di rumah sakit banyak hal yang harus dikerjakan. Selain ada jadwal operasi tapi juga sebagai pemimpin rumah sakit yang baru sehingga banyak hal yang harus Nicholas pelajari. Bahkan kedua orang tuanya meminta mereka untuk tinggal di rumah ini tapi lagi-lagi Nicholas menolak dengan alasan lebih nyaman berada di apartemen mereka hingga akhirnya sang Mama bisa mengerti. "Rasanya kenyang banget," kata Vanilla yang sudah duduk di ranjang. Saat ini mereka sudah berada di kamar setelah tadi berbincang sejenak dengan Mama dan Papanya. Nicholas pun ikut merebahkan tubuhnya di ranjang juga karena ia juga merasa lelah. "Sayang hari ini kamu kemana aja sama Mama?" tanya Nicholas sambil menatap kearah sang istri. "Hari ini aku menemani Mama buat perawatan di salon setelah itu kita pergi ke mall buat beli beberapa barang dan juga beli bahan makanan buat makan malam tadi. Selain hal tadi kita hanya makan siang bareng setelah itu pulang ke rumah dan lanjut menyiapkan makan malam," jawab Vanilla menjelaskan panjang lebar. Nicholas yang ada di samping Vanilla pun hanya mendengarkan penjelasan dari sang istri. "Terus apa ada hal lain yang terjadi? Karena jujur saja tadi aku dengar dari mama kalau ada hal yang buruk yang terjadi sama kamu. Jadi aku mau dengar semuanya dari kamu. Kamu gak lupa sama janji kita bahwa kita gak menutupi apapun satu sama lain. Jadi aku mau mendengarkan semuanya sayang," pinta Nicholas yang masih menatap kearah Vanilla. Vanilla tahu bahwa ia tak bisa menyembunyikan apapun dari sang suami karena sang suami selalu tahu jika ia menyembunyikan sesuatu. Ia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping sang suami dan setelah itu ia membelai wajah sang suami yang terlihat lelah. "Kak menurut kakak aku ini sudah pantas belum menjadi istri kakak? Walaupun aku tahu dulu aku yang mengejar-ngejar cinta kakak tapi kakak gak menggubris sama sekali hingga akhirnya pada satu titik aku menyerah untuk mengejar kakak tapi tiba-tiba kakak datang dan menarik aku kedalam pelukan kakak bahkan kakak dengan penuh percaya dirinya melamar aku untuk dijadikan istri. Tentu saja hal itu membuat aku terkadang masih tak percaya bisa menikah dengan laki-laki yang dulu aku kejar-kejar cintanya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu aku berpikir tentang banyak hal tentang siapa aku di mata kakak dan juga Keluarga ini. Apakah aku benar-benar pantas menjadi bagian dari hidup kakak dan juga keluarga ini. Dengan latar belakang yang aku miliki terkadang membuat aku ingin mundur dari posisi saat ini tapi ketika aku memikirkannya lagi rasanya sangat berat harus melepaskan semua ini. Bukan untuk mendapatkan kekayaan ataupun hidup yang nyaman tapi aku hanya ingin merasakan kasih sayang dan cinta yang kalian berikan buat aku. Aku gak salah kan kak kalau berkata seperti itu?" tanya Vanilla dengan air mata yang menetes dari mata indahnya. Nicholas yang melihat sang istri menangis pun langsung menarik tubuh sang istri untuk masuk dalam pelukannya. Melihat Vanilla menangis seperti ini adalah hal yang paling Nicholas benci. Ia paling benci melihat kesedihan di mata sang istri. Setelah Nicholas menyadari tentang perasaannya kepada Vanilla sejak itu juga ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan membahagiakan Vanilla dengan cara apapun. Apalagi setelah Nicholas tahu masa lalu Vanilla yang kelam membuat Nicholas ingin selalu membuat tangannya untuk bisa memeluk tubuh Vanilla yang dari luar terlihat kuat tapi sebenarnya sangat rapuh. "Tidak ada wanita lain yang pantas menjadi istri dari Nicholas Haditama dan juga menantu di keluarga Haditama. Hanya kamu Vanilla Anastasya yang pantas menyandang semua gelar itu. Jadi mulai sekarang kamu gak perlu mendengarkan kata-kata buruk tentang kamu karena orang-orang yang mengatakan hal itu hanya orang-orang yang iri dengan kehidupan yang kamu miliki saat ini sayang," kata Nicholas yang mencoba menenangkan sang istri. Vanilla yang berada di pelukan Nicholas tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar perkataan dari sang suami. Seharusnya Vanilla tak perlu repot-repot menanggapi perkataan orang-orang kepadanya yang buruk. Seharusnya ia sudah bisa menfuga jika banyak orang yang tak suka dengan posisinya saat ini. Tapi entah kenapa perkataan tante-tante tadi siang membuatnya tak bisa menahan emosinya. Mungkin karena saat itu suasana hatinya sedang tak baik maka ia terpanci terpancing​ dengan ucapan mereka yang tak baik itu. Perlahan-lahan Vanilla pun mengangkat wajahnya dan menatap kearah sang suami. "Kak maaf ya jika sikap aku jadi kekanak-kanakan kayak gini. Seharusnya aku sudah tahu bahwa ada konsekuensi yang harus aku tanggung ketika menikah dengan kamu. Dan juga sudah menjadi hal biasa jika orang-orang diluar sana membicarakan aku seperti itu. Mungkin saat itu aku sedang sensitif sehingga menanggapi ucapan dari mereka. Maaf ya kak jika sudah membuat kakak khawatir. Aku janji tak akan mengulanginya lagi apa yang barusan aku katakan," janji Vanilla. Tanpa Vanilla duga setelah ia mengatakan semua itu suaminya itu langsung mencium bibir Vanilla dengan begitu dalam dan intensnya. Ia benar-benar ingin menunjukkan kepada sang istri bahwa apa yang ia pikirkan salah. Tak ada yang boleh merendahkan Vanilla dengan kata-kata apapun karena Nicholas akan menjadi orang pertama yang akan membela Vanilla dan juga melindungi Vanilla dari orang-orang yang berusaha berbuat buruk. Ciuman itu semakin intens bahkan sekarang tangan Nicholas sudah mulai menyentuh tubuh Vanilla sehingga membuat gairah Vanilla cepat naik. "I want you now sayang," bisik Nicholas dengan suara yang parau. Vanilla yang sudah diselimuti oleh kabut gairah akhirnya langsung mengiyakan permintaan dari sang suami. Hingga malam ini menjadi malam panas dan juga sangat menggairahkan bagi Nicholas dan juga Vanilla. Yang pasti malam ini Nicholas benar-benar ingin menyingkirkan rasa sedih yang sang istri rasakan dengan kenikmatan dan kepuasan yang tak terkira.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD