Sesampainya di parkiran apartemen Nicholas harus menggendong tubuh Vanilla yang tidur terlelap selama perjalanan. Tak banyak hal yang mereka bicarakan yang pasti Vanilla dalam keadaan yang ketakutan dan tatapan matanya sangat kosong maka dari itu Nicholas memilih untuk tak banyak bertanya. Dengan hati-hati Nicholas menggendong tubuh Vanilla untuk sampai di unit mewah apartemen miliknya. Ketika masuk kedalam apartemen Nicholas langsung membaringkan tubuh sang istri ke ranjang lalu ia juga menyelimuti tubuh sang istri agar tidurnya nyaman. Setelah memastikan jika Vanilla tidur dengan nyaman Nicholas kembali ke parkiran mobil untuk mengambil barang-barang milik mereka. Sepanjang jalan banyak hal yang Nicholas pikirkan tentang keadaan sang istri. Ia bingung dengan perubahan sikap sang istri yang benar-benar sangat random ini. Sebenarnya hal apa yang disembunyikan oleh sang istri sehingga membuatnya ketakutan seperti ini. Karena Nicholas tak pernah melihat ekspresi seperti itu dari wajah sang istri. Walaupun disini Vanilla yang mengejar dirinya sejak awal tapi selama ini Vanilla selalu menampilkan ekspresi yang ceria dan juga murah senyum. Bukan ekspresi ketakutan seperti tadi dan tentu saja membuat Nicholas sangat khawatir. Nicholas berjalan kembali menuju kearah apartemennya membawa barang-barang miliknya dan juga tak lupa ia membawa makanan yang sudah disiapkan oleh sang Mama. Walaupun sang Mama tak mau ikut campur dengan urusan rumah tangga Nicholas dan Vanilla tapi sang mama sangat perhatian kepada mereka. Dan Nicholas sangat beruntung memiliki orang tua seperti mama dan papanya karena mereka selalu mendukung apapun yang menjadi pilihannya bahkan ketika ia memilih untuk menikah dengan Vanilla dengan tangan terbuka mereka menerima Vanilla bahkan sangat sayang dengan Vanilla. Mereka tak begitu memperdulikan tentang latar belakang yang dimiliki oleh Vanilla karena bagi mereka jika anak mereka suka dengan wanita pilihannya maka sebagai orang tua mereka hanya bisa menerima pilihan dari anaknya. Tapi ketika pertama kali Nicholas memperkenalkan Vanilla kepada mama dan papanya mereka bisa dibilang langsung jatuh cinta kepada Vanilla karena sikap Vanilla yang benar-benar ramah dan penyayang karena memang mereka sebenarnya ingin memiliki anak lagi tapi karena keadaan mereka hanya memiliki Nicholas saja dan kedatangan Vanilla benar-benar membawa kebahagiaan baru untuk mama dan papanya. Hingga saat ini bisa dibilang mereka lebih sayang kepada Vanilla daripada dirinya. Tentu saja Nicholas tak mempermasalahkan hal itu karena memang ia sangat suka jika sang kedua orangtuanya bisa menganggap Vanilla sudah seperti anaknya sendiri. Walaupun pernikahan mereka baru berusia sangat muda tapi sampai detik ini Nicholas sudah merasakan kebahagiaan yang begitu dalam. Mungkin jika ia tak jatuh cinta dengan Vanilla maka kehidupannya akan sangat hambar karena yang ada di kehidupan Nicholas hanya berpusat dengan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan aja. Maka dari itu Nicholas sangat menjaga Vanilla dari orang-orang yang menyakitinya karena Nicholas akan menjadi orang orang paling depan yang akan membela Vanilla.
Nicholas semakin mempercepat langkah kakinya menuju ke apartemennya karena ia sangat khawatir meninggalkan Vanilla untuk saat ini. Ketika sampai di apartemennya Nicholas langsung mendengar suara teriakan dari kamarnya dan dengan cepat Nicholas langsung berlari menuju kamarnya. Dan ketika ia sampai di kamar ia melihat sang istri masih menutup matanya tapi keringat sudah membanjiri wajahnya selain itu ia bisa melihat ekspresi ketakutan dari wajah sang istri. Nicholas pun langsung mencoba membangunkan sang istri agar terbangun dari mimpi buruknya.
"Sayang wakeup," kata Nicholas mencoba membangunkan sang istri.
Vanilla yang masih tenggelan dalam mimpi buruknya pun langsung membuka matanya ketika mendengar seseorang memanggilnya. Dan ketika Vanilla membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah wajah sang suami. Karena rasa takut yang ia rasakan membuat Vanilla langsung memeluk tubuh sang suami dengan tubuh gemetar.
"Dont leave me please," pinta dengan suara yang tercekat.
"I never leave you sayang," jawab Nicholas yang memeluk tubuh Vanilla erat.
Vanilla pun kembali menangis dalam pelukan sang suami erat. Ia benar-benar tak tahu jika mimpi buruk itu kembali datang dalam ingatannya. Padahal Vanilla sudah berhasil melupakan semua kenangan buruk tapi akibat pertemuan tak terduga dengan teman yang membully dirinya. Nicholas hanya bisa memeluk tubuh sang istri eratnya sambil mencoba menenangkan sang istri yang masih menangis dengan tubuh yang bergetar. Entah mimpi buruk apa yang dirasakan oleh sang istri sehingga membuat tubuh sang bergetar karena ketakutan. Nicholas harus mencari tahu semuanya agar tahu harus berbuat apa. Tapi untuk saat ini ia akan mencoba menenangkan istrinya terlebih dahulu.
"Sayang diminum dulu teh hangatnya biar kamu lebih enakan," kata Nicholas memberikan teh hangat untuk sang istri.
"Makasih kak," jawab Vanilla menerima teh buatan sang suami.
Dengan pelan-pelan Vanilla meminum teh buatan sang suami karena memang ia membutuhkan ketenangan untuk saat ini.
"Are you Ok now sayang?" tanya Nicholas yang sudah duduk di samping sang istri.
Vanilla pun meletakkan cangkir di samping meja ranjangnya lalu ia pun mulai menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.
"Kalau boleh jujur keadaan aku gak baik-baik saja. Tapi sekarang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jadi kakak gak usah khawatir sama kondisi aku saat ini nanti lama-lama akan membaik," jawab Vanilla mencoba tersenyum kearah Nicholas.
"Cuppp..."
Nicholas memberikan sebuah kecupan untuk sang istri agar membuat sang istri lebih tenang lagi. Vanilla sendiri tampak nyaman menerima pelukan dari sang suami. Untuk beberapa saat mereka hanya saling berpelukan satu sama lain sampai akhirnya Nicholas membuka suaranya.
"Sebenarnya apa yang terjadi sayang? Aku benar-benar tak pernah melihat kamu seperti tadi. Kamu tahu kan kita pernah berjanji tak pernah menyembunyikan apapun satu sama lain maka dari itu aku ingin mendengarkan semua yang ingin kamu ceritakan kepada aku," kata Nicholas yang tak tahan bertanya kepada sang istri.
Vanilla tahu bahwa sang suami pasti akan menanyakan hal itu kepada dirinya. Tapi dia sendiri bingung harus mulai darimana selain itu ia merasa malu harus menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya di masa lalu karena memang ia benar-benar merasa apa yang terjadi di masa lalu adalah aib yang harus ia tutupi. Tapi seperti apa kata Nicholas tadi ketika mereka memutuskan untuk menikah maka mereka sudah sepakat untuk berkata jujur tentang apapun agar tak terjadi kesalahpahaman diantara mereka berdua.
"Aku gak tahu mau mulai cerita darimana karena jujur aja aku merasa malu harus cerita seperti ini sama kamu. Rasanya apa yang terjadi di masa lalu aku adalah aib yang tak ingin aku ingat kembali tapi tadi aku ketika bertemu dengan wanita yang ada di cafe tadi benar-benar membangkitkan kenangan buruk tadi hingga membuat aku tak bisa mencerna keadaan yang ada. Kamu tentu tahu jika keluarga om dan Tante aku sangat tidak baik sama aku bahkan dengan teganya mereka mengambil rumah serta usaha milik ayah. Dan kamu juga tahu aku punya seorang sepupu bernama Bella. Bella itu dulu satu sekolah sama aku dan wanita tadi itu adalah temannya Bella. Selama sekolah kehidupan di sekolah benar-benar bagaikan bdi neraka karena memang Bella dan teman-temannya sering membully aku. Bahkan aku pernah ingat jika Bella pernah menjual tubuh aku kepada kakak kelas yang membuat aku sangat trauma. Untung saja saat itu ada seorang guru yang mendengar teriakan aku sehingga menyelamatkan aku dari pemerkosaan itu. Sejak saat itu aku benar-benar trauma ketika berdekatan dengan seorang laki-laki walaupun sejak bertemu dengan kakak rasanya berubah tapi tetap saja untuk sampai di posisi ini aku harus melewati banyak hal untuk bisa membuang rasa trauma itu. Tapi sepertinya rasa trauma itu datang lagi dan benar-benar membuat aku tak berdaya sama sekali. Mungkin kakak akan merasa jijik setelah aku bercerita seperti ini. Tapi yang pasti apa yang aku katakan ini benar adanya. Jika kakak memang merasa aku bukan wanita yang baik-baik kakak bisa meninggalkan aku dan aku gak masalah dengan hal itu," jawab Vanilla dengan mata yang berkaca-kaca.
Rahang Nicholas mengetat ketika mendengar penuturan dari sang istri. Ia tak menyangka jika sang istri mengalami hal yang buruk di masa lalunya sehingga membuat dirinya menjadi trauma. Ia pastikan akan mencari tahu siapa saja orang-orang yang sudah mencelakakan sang istri dan ia akan membalasnya.
"Cuppp...."
Sebuah ciuman mendarat di bibir Vanilla dengan sangat lembut.
"Aku tak merasa jijik sama sekali dengan apa yang kamu katakan sayang. Disini aku malah bangga karena kamu berhasil melalui masa-masa kelam itu dengan tetap berdiri tegak seperti saat ini dan bisa melanjutkan hidup dengan baik. Dan asal kamu tahu aku tak akan pernah meninggalkan kamu walaupun kamu berkata jika kamu bukan wanita baik-baik. Bagi aku kamu adalah wanita paling sempurna yang pernah ada dan aku sangat mencintai kamu. Satu lagi setelah ini aku tak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti kamu lagi," janji Nicholas sambil kembali memeluk sang istri.
Vanilla pun hanya bisa menangis dalam pelukan Vanilla dan ia merasa beruntung memiliki suami seperti Nicholas. Sedangkan Nicholas sendiri mulai detik ini akan mulai memperketat keamanan dari Vanilla agar tak ada orang jahat yang menyakitinya.