Rasa trauma muncul kembali

1197 Words
Sepanjang jalan menuju rumah kedua orang tuanya Nicholas Vanilla lebih banyak diam dan tak berkata apapun juga. Apalagi setelah tadi Vanilla bertemu dengan temannya di coffe shop tadi ekspresi Vanilla benar-benar sangat berbeda jauh dan hal itu membuat Nicholas dan juga sang Mama mertua tak banyak berkata-kata apa-apa lagi. Baik Vanilla maupun sang Mama mertua tak banyak bertanya karena mereka berdua berpikir mungkin Vanilla membutuhkan waktu untuk bisa menenangkan diri terlebih dahulu baru nanti mereka akan bercerita kepada Nicholas ataupun Alya ketika sudah siap. Ketika sudah sampai di rumah Vanilla tetap membantu membawakan barang-barang yang dibeli di supermarket tadi. Walaupun tetap dalam keadaan diam seribu bahasa. "Ma boleh Vanilla ke kamar dulu dan maaf Vanilla gak bisa bantu Mama untuk membuat kuenya," kata Vanilla ketika sudah meletakkan barang-barang bawaan ke dapur. "Iya sayang gak apa-apa. Kalau kamu lelah lebih baik kamu istirahat aja karena Mama nanti dibantu sama Bik Inah juga yang akan bantu Mama jadi kamu gak usah khawatir sama sekali soal hal itu," jawab Alya sambil tersenyum kearah sang menantu. "Terima kasih Ma," kata Vanilla yang sudah meninggalkan dapur. Tanpa melihat kebelakang lagi Vanilla langsung berjalan menuju kamar karena jujur saja ia tak tahu harus bersikap seperti apa untuk saat ini. Kejadian tadi benar-benar membuatnya bingung dan tak bisa berpikiran jernih. Ingin rasanya ia menangis dengan kerasnya tapi Vanilla tak bisa melakukan hal itu karena memang ia tak mau terlihat lemah di depan suami dan ibu mertuanya. Karena selama ini Vanilla memang tak pernah menunjukkan rasa lemahnya di depan orang-orang terdekatnya karena masalah dari masa lalu itu memang sengaja Vanilla kubur dalam-dalam setelah ia memutuskan hidup bersama dengan Nicholas. Sesampainya di kamarnya Nicholas air mata yang sejak tadi sudah Vanilla tahan akhirnya jatuh juga. Ia sudah berusaha untuk menahan tangisnya dari tadi tapi ketika masuk ke kamar ini ia langsung saja menangis dengan begitu pilu. Masa-masa kelam yang sudah ia lupakan sejak lama tapi tiba-tiba ia bertemu dengan seseorang yang seharusnya tak ia temui lagi tapi pada kenyataannya ia lagi-lagi harus bertemu dan mengingatkan dirinya tentang kenangan kelam di masa lalu. "Kenapa aku harus bertemu dengan mereka lagi?" tanya Vanilla kepada dirinya sendiri yang terlihat frustasi. Vanilla tampak terduduk pilu dengan air mata yang terus mengalir dari wajah cantiknya. Rasanya Vanilla kembali mengingat tentang segala perlakuan buruk teman-temannya dulu kepada dirinya. Bahkan Vanilla masih bisa merasakan bagaimana teman-temannya itu membuatnya hampir kehilangan keperawanannya jika tidak ada salah satu guru yang menolongnya. Vanilla masih ingat betul peristiwa mencekam itu yang membuat dirinya takut bersentuhan dengan seorang laki-laki sampai akhirnya ia jatuh cinta kepada sosok suaminya. Walaupun begitu di awal pernikahan Vanilla benar-benar mencoba menghilangkan rasa trauma itu karena ia tahu jika sang suami tak akan pernah melukai dirinya. Dan perlahan kenangan buruk itu perlahan hilang karena ia menerima banyaknya cinta dari suaminya dna juga mama serta papa mertuanya. Tapi dengan pertemuan mereka tadi Vanilla kembali mengingat semuanya. "Tuhan kenapa engkau membiarkan kenangan buruk itu kembali datang ketika aku sudah merasa bahagia dengan kehidupan aku saat ini?" tanya Vanilla dengan nada yang frustasi. Vanilla kembali menangis karena rasa sakit yang ia rasakan yang kembali ia ingat. Perasaan yang selama ini sudah ia kubur lama kembali datang mengantuknya. Sedangkan Nicholas sendiri masih berada di dapur untuk membantu memindahkan barang-barang yang tadi sang Mama beli. "Nicho sebaiknya kamu ke tempatnya Vanilla. Dia butuh kamu buat saat ini. Mama baru pertama kali melihat ekspresi ketakutan dari mata Vanilla karena biasanya Vanilla tidak pernah terlihat seperti itu jadi sebaiknya berada di samping Vanilla karena dia butuh seseorang untuk dijadikan tempat bersandar dan Mama tahu kamu bisa melakukannya," perintah Alya kepada sang putra. "Nicho tahu Ma. Setelah ini Nicho akan naik buat lihat keadaan Vanilla," jawab Nicholas mengerti. Alya pun bernapas lega karena sang putra bisa mengerti apa yang ia maksud. Untuk saat ini Alya tak akan masuk dalam urusan rumah tangga anak-anaknya itu. Walaupun Alya sangat dekat dengan kedua anaknya tapi Alya tak mau ikut campur dalam urusan rumah tangga meraka. Alya cukup sadar diri dimana posisinya saat ini. Jika anak-anaknya itu tak meminta sarannya maka Alya tak akan ikut campur dalam urusan mereka. Karena mereka percaya jika keduanya bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Nicholas sendiri terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya dimana sang istri berada. Ia tak akan bertanya apapun jika sang istri tak ingin mengatakan apapun kepada dirinya. Nicholas hanya akan berada di dekat sang istri jika ia membutuhkannya. Dan ketika Nicholas masuk kedalam kamar ia melihat pemandangan yang sangat memilukan. Dihadapannya ia melihat seorang wanita yang terlihat sangat menyedihkan dan juga ketakutan. Dengan segera Nicholas pun langsung mendekat kearah sang istri. "Sayang kamu kenapa?" tanya Nicholas yang terlihat sangat khawatir. Vanilla yang tadinya sedang menundukkan kepalanya pun langsung mengangkat kepalanya untuk melihat kearah sang suami. "Kak apa benar jika aku ini anak sial?" tanya Vanilla dengan air mata yang menetes. "Siapa yang bilang seperti itu? Kamu bukan anak sial seperti apa yang mereka katakan. Kamu itu adalah wanita baik-baik saja sayang," jawab Nicholas yang menghapus air mata yang jatuh dari mata indahnya. "Tapi kenapa orang-orang jahat itu datang kembali kak? Apa masih kurang yang mereka dulu sehingga sekarang mereka datang dan mau memperlakukan aku buruk lagi? Kenapa selalu aku yang menjadi sasarannya? Kak kenapa harus aku?" tanya Vanilla yang mulai histeris. Nicholas langsung memeluk tubuh sang istri yang mulai histeris bahkan suara tangisnya juga semakin bertambah keras. Mendengar hal itu membuat Nicholas benar-benar merasakan sakit. Ia benar-benar tak tahu sebenarnya apa yang terjadi kepada istrinya tapi untuk saat ini yang harus Nicholas lakukan adalah dengan memeluk tubuh Vanilla dengan erat dan mencoba menenangkan sang istri. Rasanya hati Nicholas sangat hancur melihat keadaan sang istri yang benar-benar tak ia duga. Walaupun rasa marah jelas terlihat dari wajah Nicholas tapi ia mencoba untuk menenangkan sang istri dan tak banyak tanya sama sekali. Karena ini juga hal yang berat bagi sang istri juga karena untuk pertama kalinya Nicholas melihat sang istri terlihat sangat terpuruk. "Nicho sebaiknya kamu segera bawa Vanilla pulang aja kalau memang Vanilla ingin pulang," kata Alya yang melihat keadaan sang menantu tak baik-baik aja. "Iya Ma. Nicho memang akan membawa Vanilla pulang ke apartemen karena tadi Vanilla meminta pulang ke apartemen jadi Nicho mau bawa Vanilla pulang dulu. Nanti Nicho kabari lagi kalau sudah tahu apa yang terjadi sebenarnya tapi untuk saat ini Nicho akan menuruti apapun yang Vanilla inginkan," pamit Nicholas. "Iya sayang sekarang kamu urus Vanilla terlebih dahulu. Kalau soal Mama gak usah kamu urus dan kamu bisa cerita kalau semuanya sudah selesai," jawab Alya mengerti. Nicholas pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti dengan perkataan dari sang Mama. Setelah itu ia pun segera berjalan menuju ke mobilnya dimana sang istri sudah berada disana yang benar-benar tak bisa berkata apa-apa karena terlalu bingung dengan keadaan yang ia alami. Yang pasti Nicholas akan membawa sang istri pulang terlebih dahulu baru setelah itu nanti ia baru akan bertanya sebenarnya apa yang terjadi. Nicholas tahu bahwa sang istri pasti sedang menyimpan sesuatu kepada dirinya tentang kisah masa lalunya yang terlihat membuat sang istri begitu terpukul dan juga menyalahkan dirinya sendiri dengan masalah yang tidak Nicholas ketahui. Maka dari itu untuk saat ini yang harus Nicholas lakukan adalah menenangkan sang istri terlebih dahulu sebelum akhirnya nanti ia akan mencari tahu semuanya yang terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD