Deg-deg-deg! Jantung Arlan berdebar menggila bahkan rasanya seperti hampir meledak dari tempatnya saking kencangnya, dengan wajah serius Arlan memegang wajah Alika, menyorotnya lekat-lekat. "Coba ulangi perkataan kamu tadi!" titahnya dengan napas tertahan. Alika mengulum bibirnya, tersenyum geli. "Aku mau jadi istri Mas." "Sekali lagi!" titah Arlan lagi membuat Alika mencebik, kayaknya lelaki ini sengaja mengerjai dirinya. "Aku mau—hmmp?!" bola mata Alika membesar utuh saat Arlan tiba-tiba melayangkan ciuman intens kepadanya, lelaki itu menarik pinggang dan tengkuk Alika supaya makin menempel ke tubuhnya. Ciumannya sangat menggebu tapi di satu sisi juga terdapat kelembutan. Alika tanpa sasar melingkarkan tangannya ke leher Arlan dan sedikit berjinjit. Beberapa menit setelahnya ciuman