MC - 38

1074 Words

Anna terus saja menangis. Berkali-kali aku bilang kalau aku baik-baik saja, tetapi itu tak lantas berhasil membuatnya diam. Air matanya masih saja meleleh dan tampak sulit dibendung. Aku tahu, dia menangis karena mengkhawatirkanku. Bagaimanpun juga, dia mungkin sedikit trauma dengan luka tusukan. “An, aku baik-baik aja. Beneran. Jangan nangis terus.” Meski agak sulit, kuulurkan tangan kiriku untuk menyentuh pundaknya. Tangan kananku dibebat, jadi belum bisa bergerak sama sekali. Sementara itu, tangan kiriku terasa kaku karena diinfus. “An...” panggilku sekali lagi. Kali ini Anna tampak mengusap cepat air matanya, lalu menatapku dengan napas yang tak teratur. “Beneran baik-baik aja, Kan?” Aku tersenyum, lalu mengangguk pelan. “Iya, baik-baik aja. Memang tangannya sakit da

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD