Spesial POV Anna “Teman saya baik-baik aja kan, Mbak?” tanyaku pada perawat yang saat ini sedang mengambil darahku. “Berdoa saja, semoga Mas Aldika tidak kenapa-napa. Tapi memang, itu goresan pisaunya agak dalam, jadi dia harus kehilangan banyak darah.” Mendengar itu, aku langsung memejamkan mata, kembali terbayang beberapa jam yang lalu. Benar-benar masih tercetak jelas di ingatanku ketika tadi ada orang yang tiba-tiba menggoreskan pisau ke lengan Mas Al. Itu pun, sepertinya salah sasaran. Mungkin tujuan awal, dia ingin melukai d**a atau perut. Lebih parahnya, andai Mas Al tidak mendorongku, bisa saja pisau itu mengenai leherku. Masih tercetak jelas juga di ingatanku, ketika Mas Al menjerit sangat keras begitu lengannya yang terluka diremas. Dia masih bisa melawan, dan untungnya ta