Seiring berjalannya hari, Anna tampak semakin membaik. Meski sampai hari ini belum boleh pulang, tetapi aku melihat wajahnya sudah tak sepucat kemarin-kemarin. “Mas Al...” “Hm?” Aku yang sedang mendorong kursi roda, berhenti sejenak, lalu menunduk. “Kenapa?” “Kemarin aku lihat ada polisi di luar. Ayah juga ngobrol sama mereka.” Anna mendongak sejenak, lalu kembali menatap ke depan. “Ya pastinya, kamu itu hampir terbunuh. Waktu aku koma pun, Kak Dilla bilang banyak polisi datang ke rumah, juga ada yang ke rumah sakit. Aku nggak nanya lebih lanjut, sih.” “Tapi kan kemarin target utamanya itu kamu, Mas. Emang Mas Al nggak dijaga juga?” “Enggak, tapi aku sempat ditanyai macam-macam.” “Gitu, ya? Kalau lihat polisi itu sebenarnya bikin aku ingat w