MC - 24

1786 Words

Anna berangsur-angsur pulih, dia bahkan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit sejak kemarin lusa. Aku bersyukur dia sudah baik-baik saja, karena kalau tidak, aku akan terus merasa bersalah padanya. “Al, Ayah ada kabar penting!” Aku yang saat ini sedang duduk di ruang tengah sambil memeriksa jurnal penelitian, seketika menoleh dan menggeser posisi duduk, begitu Ayah datang. Beliau duduk di sebelahku, lengkap dengan Tab di tangan kanan. “Ada apa, Yah?” “Sudah berapa lama kamu nggak ngecek pesan teror?” tanya Ayah yang membuatku langsung meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. “Nggak ngitung berapa harinya, Yah, tapi ini ada dua ratusan chat yang belum aku buka.” “Buka sekarang, untuk saat ini matikan dulu notif centang birumu.” Aku mengangguk, menuruti apa yang Ayah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD