Safana melihat ponselnya, kemudian memasukkan kombinasi angka yang jadi password di pintu apartemen Shaka. Karena ganti rugi lukisan hari ini dimulai, Safana sudah jelas diberi akses penuh untuk masuk. Supaya dia bebas keluar-masuk–maksudnya demi kepentingan pekerjaan, bukan hal lain. Tadi Safana berangkat pukul setengah tujuh. Menyempatkan diri mampir di pasar tradisional, membeli bahan-bahan untuk membuatkan Shaka sarapan. Tidak ada aturan khusus dalam memasak. Shaka meminta dibuatkan hidangan versi terbaik, bukan yang sembarangan. Atau kalau tidak, Safana siap-siap mendapatkan hukuman. Mengingat segala ancaman dan isi poin-poin perjanjian yang sudah ditandatangani, Safana selalu dibuat menghela napas berat. Karena di sana tidak ada sama sekali kalimat yang mensejahterakan Safana. Semu