Setelah melalui pertimbangan panjang, kembali membahas hal-hal apa saja yang harusnya dibicarakan sebelum pernikahan, Safana akhirnya memutuskan menerima lamaran Shaka. Selain dia terkesan pada setiap jawaban laki-laki itu, pandangan Safana terhadap pemikiran Shaka juga makin membuatnya kagum. Dia yang dulu Safana sebut gilaa, diktator, menyebalkan, menjengkelkan, dan berbagai sebutan lainnya, kini berdiri gagah sebagai calon suami. Tidak ada yang bisa menebak, seiring waktu beberapa hal bisa saja terjadi.
Sekarang di rumah Safana disibukkan dengan persiapan menyambut keluarga Shaka. Hari ini akan ada acara lamaran resmi, di mana hanya keluarga serta kerabat dekat yang menyaksikan, karena Safana ingin suasana lebih santai dan hangat. Saling mendekatkan diri, setelah serangkaian prosesi d
