Safana memegang dua mug yang berisi teh chamomile, kemudian dia bawa ke ruang tengah, di mana Shaka sudah menunggu sambil menonton tv. Mereka benar-benar akan membicarakannya. Detik ini setelah makan malam selesai. Meskipun punya waktu siang hari, tetap saja Safana ngeyel ingin malam ini. Setelah mendengar apa yang Amalia katakan, dia semacam terdesak untuk mendengar pandangan Shaka. Berdiskusi, saling tanya-jawab tentang pernikahan. "Udah, kecilin aja volumenya, Shaka," pinta Safana sambil meletakkan mug di atas meja, berikut dia duduk di samping Shaka, tidak terlalu mepet karena ada jarak kecil yang membentang. Posisinya menyerong, supaya bisa melihat ke arah Shaka langsung. "Ngobrolnya sambil minum teh. Nggak boleh minum kopi, nanti nggak bisa tidur. Besok kata Shaka ada rapat, kan?"